Bacaan 1: 2Ptr 3:12-15a.17-18
Injil: Mrk 12:13-17
Dalam kehidupan orang beriman maka ada dua kehidupan yang harus dijalani secara seimbang. Sama halnya dalam aktifitas keseharian, seseorang juga dituntut menjaga kesimbangan antara waktu dan tenaga bagi kehidupan pribadi serta pekerjaannya.
Saat terjadi ketidakseimbangan maka hidup menjadi kacau.
Salah satu bagian dari kehidupan tersebut tidak bisa diabaikan terhadap yang lainnya. Mungkin bagi sebagian orang terasa sulit namun harus tetap berusaha menjaga keseimbangan tersebut.
Bagi orang beriman, kehidupan di dunia nyata bersama orang-orang disekitarnya, diatur oleh aturan dunia. Namun di sisi kehidupan yang lain, yaitu kehidupan rohani ia juga memiliki tanggung jawab menghidupi imannya dengan aturan tersendiri.
Dua kehidupan yang tidak bisa dicampuradukkan menjadi satu namun juga tidak bisa dipisahkan secara tegas sebab diantara keduanya harus dijaga keseimbangannya. Mentang-mentang “merasa hidup paling suci” (mabuk agama) lantas tidak mau mengikuti peraturan-peraturan pemerintah, demikian juga sebaliknya.
Ada juga yang terjebak dalam kesibukan hari-harinya dan lupa menghidupi imannya. Baginya, yang penting sudah dibaptis dan setiap Minggu ke Gereja cukup. Melupakan kewajiban bermisi dan pelayanan kepada Tuhan.
Maka dalam perdebatan-Nya dengan “orang-orang suruhan” yang terdiri dari orang Farisi dan Herodian, Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan:
“Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!”
Rasul Petrus mengajarkan agar dalam kehidupan di dunia saat ini digunakan untuk mempersiapkan “kehidupan di masa mendatang”, yaitu dunia kedua yang disebut “langit dan bumi yang baru”.
Sebuah pemaknaan “work life balance” yang bijak:
- Hidup kudus (tak bercacat)
- Tak bernoda di hadapan-Nya
- Berdamai dengan Tuhan
- Jangan terseret pada kejahatan
- Jangan kehilangan iman Kristus
Sebab Tuhan itu sabar dan senantiasa memberi kesempatan umat-Nya untuk beroleh keselamatan (hidup kekal).
Pesan hari ini
Jagalah keseimbangan hidupmu diantara dua dunia, yaitu kehidupan duniawi dan rohani. Gunakan waktumu dalam kehidupan di dunia saat ini untuk mempersiapkan kehidupanmu di langit dan bumi yang baru kelak.
“Iman memberimu kekuatan batin dan rasa keseimbangan serta perspektif dalam hidup.”