Di Balik Perang antara Daud dan Goliat

0
249 views
Ilustrasi - Duel maut antara Daud dan Goliath. (Ist)

MEMBACA kisah perang antara Daud dan Goliat selalu menyenangkan. Pertama kali aku mendengar kisah itu waktu masih di Sekolah Dasar. Seorang katekis dari Akademi Kateketik Katolik Indonesia (AKKI), Yogyakarta, Bapak Eddy menceritakannya.

Sebagai anak kecil, aku membayangkan sosok fisik dua orang itu. Daud hanya membawa ketapel dan batu. Sedang Goliat dengan perlengkapan perang yang nyaris sempurna.

Bagaimana membaca kisah itu sebagai orang dewasa? Tentu masuk ke balik cerita dan menggali pesan dan maknanya.

Goliat mengandalkan pengalaman, senjata, dan pakaian perangnya. Dia mengejek dan mencemooh Daud (1 Samuel 17:43). Demi dewa-dewa bangsa Filistin, dia mengutuk Daud (1 Samuel 17:43).

Daud dengan tenang menanggapi ejekan Goliat. Jawabannya menegaskan bahwa dia hanya mengandalkan Tuhan. “Aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan senesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.” (1 Samuel 17:45).

Dengan mudah, Daud mengalahkan Goliat. Dia merobohkan Goliat setelah batu pengumban dilemparkan dari umban talinya dan kena pada dahi Goliat (1 Samuel 17:49). Batu itu bisa lari secepat 150 km/jam. Mungkin batu itu melesat masuk ke dalam otak Goliat.

Kisah ini mengandung minimal tiga pesan. Pertama, menghina bangsa pilihan Tuhan itu sama dengan menghina Tuhan sendiri. Kedua, sekecil dan seterbatas apa pun seseorang, bila dia mengandalkan Tuhan, pasti bisa mengalahkan orang yang hanya mengandalkan dirinya.

Akhirnya, yang sesungguhnya terjadi bukan perang antara Daud dan Goliat, melainkan antara kekuatan Tuhan dan kuasa yang melawan Dia. Perang demikian itu hingga kini masih terjadi. Bahkan dalam diri kita. Siapakah yang selama kita andalkan?

Rabu, 17 Januari 2024
Alherwanta, O.Carm.
Peringatan Santo Antonius, Abas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here