ORANG sekitar sini menyebutnya dengan nama Kerkop St. Yusuf. Inilah areal pemakaman katolik yang pertama kali ada di jantung Kota Pontianak dimana telah dimakamkan sejumlah tokoh Gereja Katolik Keuskupan Agung Pontianak. Dari hamparan kuburan katolik ini ada nisan sebagai penunjuk dimana Mgr. Jan Pacificus Bos OFMCap juga telah dimakamkan.
Mgr. Pacificus OFMCap adalah pemimpin pertama Gereja Lokal Kalimantan, ketika kawasan mahaluas ini masih resmi menyandang nama Prefek Borneo Belanda.
Almarhum Mgr. Pacificus Bos OFMcap menjabat sebagai Praefek mulai kurun waktu 10 April 1905–13 Maret 1918 dan kemudian sebagai Vikaris Apostolik Borneo Belanda kurun waktu 13 Maret 1918–1933.
Posisinya kemudian diteruskan oleh Mgr. Tarcisius Henricus Josephus van Valenberg OFMCap (10 Desember 1934–21 Mei 1938). Pada masa pemerintahan Mgr. van Valenberg OFMCap, kawasan misi Borneo lalu mengadopsi nama baru yakni Vikariat Apostolik Pontianak pada tanggal 21 Mei 1938.
Tiga lokasi kerkop
Di Kerkop (kompleks makam katolik) St. Yusuf inilah pada tanggal 2 November 2017 kemarin berlangsung seremoni kunjungan Bapak Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus bersama para imam dan sejumlah umat beriman. Kunjungan ke Kerkop St. Yusuf ini terjadi dalam rangka intensi rohani untuk mendoakan semua arwah orang beriman.
Kerkop St. Yusuf ini berlokasi persis di samping kompleks Susteran SFIC dan Rumah Retret “Wisma Immaculata” SFIC di Jl. AR Hakim, Pontianak.
Sekarang ini, di Pontianak sudah ada tiga lokasi kerkop. Selain yang pertama yakni Kerkop St. Yusuf yang berlokasi persis di belakang Gereja St. Yoseph – Paroki Katedral Pontianak, dua kerkop lainnya ada di kawasan Sungai Raya (arah Bandara Supadio Pontianak) dan di Ambawang.
Mendoakan arwah semua orang beriman
Misa khusus mendoakan arwah semua orang beriman itu sendiri telah berlangsung di Gereja St. Yoseph – Paroki Katedral Pontianak dengan Mgr. Agustinus Agus sebagai selebran utama bersama sejumlah imam lainnya sebagai konselebran. Mereka adalah Pastor William Chang OFMCap (Vikjen KAP), Pastor Alex Pr (Pastor Gereja St. Yoseph Paroki Katedral Pontianak) dan Pastor Yosef Pr (pastor rekan).
Perayaan Ekaristi pada hari istimewa kemarin itu, demikian kata Mgr. Agus, oleh Gereja Katolik Semesta memang dikhususkan untuk mengenang, mendoakan semua orang beriman yang telah meninggal namun masih dalam api penyucian. Secara khusus, ajaknya, semua umat katolik diajak mengenang dan mendoakan anggota keluarga, kenalan, dan sahabat kita yang telah meninggal dunia.
“Pada hari ini, secara khusus Gereja Katolik mengajak kita untuk berdoa bagi semua orang yang menantikan keselamatan di tempat api penyucian,” ungkap Mgr. Agus pengantar homilinya. (Bersambung)
Dalam homilinya itu, Mgr. Agus mengajak seluruh umat untuk bercermin pada sabda Yesus pada hari kemarin yakni Yoh. 6:37-40: “Semua orang yang diberikan Bapa kepada-Ku, akan datang kepada-Ku, dan barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan kubuang”.
Maksudnya adalah Yesus telah menjadi manusia dan datang ke dunia ini. Ia juga telah menderita dan kemudian mati guna menebus dosa dan menyelamatkan manusia sehingga semua bisa selamat dan boleh memasuki hidup abadi bersama Allah Bapa di surga.
Kehadiran Yesus di dunia ini terlaksana atas kehendak Bapa-Nya . Maka, kita sebagai manusia diminta untuk mempercayakan diri kepada Kristus demi keselamatan kita.
Demikian Uskup mengakhiri homili singkatnya.