DUA gadis cantik Sr. M. Gemma Anis Prihastuti asal Klaten, Jawa Tengah dan Sr. Faustina Neyse dari Tanjung Tabalong, Kalsel, mengikrarkan janji setia seumur hidup atau Kaul Kekal dalam Kongregasi Santa Perawan Maria dari Amersfoord (SPM), Provinsi Samarinda pada tanggal 10 Juli 2019 di Gereja Sr. Maria Penolong Abadi, Katedral, Samarinda.
Di Indonesia Kongregasi SPM memiliki dua provinsi yaitu Provinsi Probolinggo dan Provinsi Samarinda. Provinsi Samarinda resmi dibentuk tahun 2016 yang lalu.
SPM berkarya di Keuskupan Agung Samarinda sejak tahun tanggal 1992. Ketika itu Kongregasi mengutus dua suster yaitu Sr. M. Petra SPM dan Sr. Magdaleni SPM untuk membuka komunitas baru di Grogot, Kaltim.
SPM diminta bantuan untuk mengelola asrama puteri bagi anak-anak trans, karena di daerah trans fasilitas sekolah sangat jauh. Selain asrama para suster juga memberi pelayanan dalam bidang pastoral dan membantu pembinaan iman di TK Grogot.
Perayaan Ekaristi dan penerimaan kaul kekal kedua suster ini ialah Uskup Agung Keuskupan Agung Samarinda Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF dan Suster Dewan Pimpinan Umum Kongregasi SPM Sr. Maria Made Mariani SPM.
Hadir juga belasan imam, suster, bruder dan tamu undangan lainnya.
Dalam homilinya, Mgr. Harjo mengatakan sebagai berikut:
“Banyak orang yang tak mengenal hidup bakti Katolik beranggapan hidup selibat atau hidup bakti itu adalah cara hidup yang tidak normal. Ada yang mengatakan apakah hidup seperti itu tidak melawan kodrat, bukankah kitab suci mengajarkan untuk meneruskan keturunan?,” ungkapnya.
Namun ketika kita menjelaskan cara hidup kita maka orang seperti itu perlahan mengerti dan memahami pilihan hidup bakti.
“Karena itu model hidup religius ini perlu dikenal oleh masyarakat, melalui sosialisasi dan perjumpaan kaum religius baik dengan umat maupun masyarakat yang non katolik,” kata Mgr. Harjo MSF.
Usai homili, kedua suster ini mengucapkan janji setia untuk menghayati tiga kaul atau nazar hidup bakti yaitu kaul kemurniaan, ketaatan dan kemiskinan sesuai dengan Konstitusi Kongregasi SPM.
Untuk sampai mengucapkan kaul kekal, kedua suster muda ini telah melewati rangkaian pendidikan dan pembinaan selama 9 tahun di kongregasi SPM.
Sr. Gemma memutuskan menjadi seorang suster gara-gara terkesima dengan keramahan suster SPM yang dijumpainya. Setelah menamatkan D3 Farmasi, ia berpamitan akan bekerja di Probolinggo, tapi ternyata ia mendaftarkan diri sebagai Aspiran Kongregasi Suster SPM.
Gadis berpostur tegap tinggi ini lalu memulai masa pembinaan di Postulat SPM di Probolinggo, tanggal 8 September 2010. Kemudian ia melanjutkan pembinaan Novisiat SPM pada 18 Juni 2011 di Malang lalu mengucapkan kaul pertama pada tanggal 19 Juni 2013 di Malang.
Demikian juga Sr. Fuastina. Ia tertarik menjadi seorang karena sejak kecil dekat dengan para suster SPM. Ketika tamat SMA, suster yang memiliki hobi menyanyi dan lincah bermain bulutanggkis ini meninggalkan Pulau Borneo menuju Pulau Jawa, untuk memasuki masa pembinaan di postulat pada tanggal 8 September 2010 di Probolinggo.
Ia masuk Novisiat SPM di Malang, pada tanggal 18 Juni 2011 dan bersama Sr. Gemma mengikrarkan Kaul Pertama di Malang.
Setelah pengikraran kaul kekal, kedua suster ini kembali ke tempat karya mereka masing-masing.
Sr. Gemma, kembali bertugas sebagai pengurus Asrama Puteri St. Maria di Barong Tongkok, Kutai Barat. Sedangkan Sr. Faustina berkarya sebagai pengelola keuangan sekolah di sekolah milik SPM di Kota Baru, Kalimantan Selatan.
Selamat dan proficiat untuk kedua suster yang mengirarkan kaul kekal, Sr. Faustina dan Sr. Anastasia Gemma SPM.