Manusia perlu bertobat agar selamat. Untuk itu diperlukan tanda-tanda. Bacaan hari ini (Yunus 3:1-10 dan Lukas 1: 29-32) berbicara tentang tanda itu. Yang pertama adalah Yunus; yang kedua Yesus.
Yunus diutus Tuhan ke kota Ninive untuk menyampaikan segala dosa mereka dan akibatnya (Yunus 3: 4). Syukurlah, penduduk kota itu mendengarkan seruan nabi Yunus dan bertobat (Yunus 3: 5-9). Yang mereka lakukan itu berkenan kepada Tuhan, sehingga hukuman atas mereka dibatalkan (Yunus 3: 10).
Tuhan senantiasa mengirimkan tanda dan seruan untuk bertobat. Itu tampak dalam diri Yesus. Dia lebih besar dari semua tanda pertobatan yang lain (Lukas 11: 32).
Yesus menyerukan pertobatan sejak saat Dia tampil di muka umum. “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.” (Matius 4:17).
Yesus itu jauh lebih besar dari pada Yunus.
Pertama, sebagai nabi Dia lebih besar dari pada nabi Yunus.
Kedua, pesan-Nya lebih besar juga. Yunus hanya mengajak orang Ninive bertobat, sedang Yesus manusia seluruh dunia.
Yang jauh lebih penting adalah dampaknya. Mereka yang menanggapi seruan Yunus dibebaskan dari hukuman di dunia. Sedang mereka yang mendengarkan Yesus dibebaskan dari hukuman dosa saat ini dan dalam kehidupan abadi.
Tanggapan manusia atas seruan pertobatan dari Yesus amat menentukan keselamatan di dunia dan di surga. Namun hanya sedikit yang sungguh menanggapi dan bertobat.
Masa prapaskah ini mengingatkan orang akan pentingnya pertobatan. Tuhan menaruh perhatian kepada manusia yang bertobat (Mazmur 51: 19). Orang Ninive yang mendengarkan Yunus, contohnya.
Tuhan juga memperhatikan mereka yang menanggapi seruan Yesus, karena Dia lebih besar dari pada Yunus.
Apakah aku sudah menanggapi seruan-Nya secara serius?
Rabu, 1 Maret 2023