Dia Menolongku

0
441 views
Ilustrasi - Takut pada bayangan di kegelapan sebagai tahkyul (Ist)

Rabu, 22 03 23

  • Yes. 49:8-15.
  • Mzm. 145:8-9,13c-14,17-18.
  • Yoh. 5:17-30.

ADA petuah untuk menjaga sikap, menjaga ucapan jika kita berkunjung ke tempat yang “angker.”

Menjaga sikap dan perkataan ini menjadi hal yang penting saat kita berkunjung ke sebuah tempat, apalagi tempat yang dianggap ‘angker’.

Pasalnya, masih banyak masyarakat yang mengaitkan hal-hal mistis dengan tindakan yang kita lakukan.

Percaya nggak percaya ya, bahkan ada sejumlah tempat yang melarang pengunjungnya untuk mengucapkan kata-kata tertentu untuk menghindari bahaya atau ‘ancaman’ dari makhluk tak kasat mata yang dipercaya jadi penunggu tempat tersebut.

Uniknya kata-kata itu tak selalu aneh atau jarang didengar.

Melainkan kata atau ucapan yang mungkin sering kita katakan saat menjalani kehidupan sehari-hari namun justru dipercaya akan membawa petaka jika kita ucapkan di tempat tertentu itu.

Seorang pemuda mesyeringkan pengalamannya, ketika dia bersama-sama temannya pergi berwisata ke pantai selatan.

“Waktu rombongan ingin bermain-main pasir di tepi pantai, ada seorang petugas pantai yang mendekati dan menyarankan supaya salah satu temannya yang memakai baju hijau pupus untuk berganti baju,” kisahnya.

“Ada salah satu yang ingin mendebat, dan bertanya alasan mengapa tidak boleh pakai baju hijau pupus?,” sambungnya.

“Jawab bapak itu dengan suara berat dan datar: Kalau kalian tidak mau celaka, turuti saja nasehatku,” kata bapak itu.

“Dari nada bicaranya, terdengar begitu serius dan disertai kekuatiran, hingga kami tidak lagi berani bertanya,” lanjutnya.

Sebagai pengikut Kristus kita tidak perlu takut akan tempat angker dan larangannya namun kita sebaiknya menghargai dan tidak memandang sebelah mata dengan angkuh.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.

Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.

Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.”

Tuhan Yesus dalam bacaan Injil Yohanes yang barusan kita sama-sama dengar, menegaskan diri-Nya sebagai Allah.

Ia mengatakan bahwa Bapa-Nya bekerja hingga sekarang dan Ia pun bekerja. Sebab itu orang-orang Yahudi marah dan hendak membunuh-Nya sebab Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah

Sebenarnya masih ada satu alasan lain yang membuat orang Yahudi marah kepada Yesus adalah anggapan mereka bahwa Yesus mengklaim diri-Nya sebagai Tuhan atas Hari Sabat.

Kalau saja Yesus tidak mengklaim diri-Nya sebagai Allah maka tidak ada persoalan dengan orang-orang Yahudi saat itu.

Namun Yesus harus menunjukkan jati diri-Nya sebagai Yang Ilahi.

Ia secara terbuka mengakui diri sebagai Allah, ketika berkata: “Aku dan Bapa adalah satu”

Tuhan Yesus tidak takut mengatakan yang baik dan benar, meski nyawa taruhannya.

Kita bisa menghargai larangan untuk mengatakan sesuatu atau memakai sesuatu namun jangan pernah takut untuk mengakui dan menyatakan iman kepercayaan pada Tuhan Yesus.

Bagaimana dengan diriku?.

Apakah yang telah aku lakukan sebagai bukti imanku pada Tuhan Yesus?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here