BARU-baru ini, saya mendapat kesempatan menjadi mitra diskusi webinar dengan seorang tokoh Muslim yang sangat dikagumi. Namanya Buya Syakur Yasin.
Program ini mengambil judul Di Mana Ada Ada, di Situ Tuhan Ada. Dikemas dalam sebuah tajuk percakapan dengan titel Interfaith Dialogue.
Selain saya, ikut tampil sebagai narasumber dalam percakapan ini adalah Romo Yusuf Daud dan Buya Syakur Yasin.
Bertindak sebagai moderator adalah Abu Marlo. Lalu program ini digelar dalam sebuah format dialog secara live di jalur YouTube dan bisa ditonton secara bebas.
Puisi Buya Syakur Yasin
Saya juga mendapat kesempatan untuk mengapresiasi puisi Buya Syakur Yasin pada sesi penutupan.
Apresiasi saya berfokus pada satu bait ini. Karena ingin ikut menekankan pemikiran inklusip beliau yang mengedepankan kesetaraan di dalam kehidupan yang diwarnai oleh keanekaragaman:
“Ketika engkau nanti ingin melangkah ke depan bersamaku,
jangan berjalan di depanku karena aku bukan pengikut setiamu,
jangan berjalan di belakangku karena aku bukan pemimpinmu,
melainkan kita bergandeng tangan saja,
karena aku yakin dalam kesetaraan kehidupan ini akann semakin indah.”
(Buya Syakur Yasin)
Mari terus kedepankan prinsip kesetaraan. Hidup akan semakin indah.
Salam damai, salam setara.