BETAPA sering orang mendengar tentang perumpamaan dalam injil hari ini (Markus 4:3-8.14-20). Setiap orang membaca atau mendengarkannya, pelbagai pesan relevan dapat ditemukan. Apa pesannya?
Mengajukan pertanyaan setiap kali mendengarkan sabda Tuhan adalah wajar; bahkan amat diperlukan. Dengan cara itu, orang berinteraksi secara aktif dan mendalam dengan sabda Tuhan.
Mengapa disebut perumpamaan tentang penabur? Bukankah perumpamaan itu berbicara tentang benih yang jatuh? Apakah tidak lebih tepat disebut perumpamaan tentang tanah yang menyambut benih itu?
Di samping berbicara tentang tiga jenis tanah yang tidak subur dan satu tanah yang subur, perumpamaan itu berbicara juga tentang proses tumbuhnya benih itu.
Untuk bisa tumbuh dengan baik, benih-benih itu memerlukan akar yang bisa mengambil sari makanan dari tanah. Dalam kaitan dengan itu, hanya ada dua jenis benih. Yang pertama tidak sempat berakar (Markus 4:4-7) dan kedua berakar dalam tanah yang baik (Markus 4:8). Hanya jika sungguh mengakar di dalam tanah, benih itu akan menghasilkan buah.
Seperti yang Tuhan Yesus katakan, benih itu adalah sabda Tuhan (Markus 4:14). Sedang keempat jenis tanah itu sikap dan cara orang menyambut sabda itu. Sebagian berakar dalam, sedang yang lain tidak.
Betapa bersyukur orang yang menjadi lahan yang baik bagi sabda yang berakar dan berbuah banyak itu. Betapa malangnya mereka yang termasuk tiga jenis tanah lainnya.
Apakah mereka dapat diubah menjadi tanah yang subur? Siapa dapat melakukannya? Sabda Tuhan tidak mengatakannya.
Rupanya, hanya orang-orang yang dipilih Tuhan dapat menjadi lahan yang subur. Semoga pembaca renungan ini termasuk orang yang diberkati Tuhan menjadi tanah yang subur.
Rabu, 24 Januari 2024
Alherwanta O.Carm