Digerakkan oleh Belas Kasihan

0
60 views
Kasihanilah dan ampunilah Aku, Ya Allahku menurut belas kasih-Mu, kasihanilah aku, ya Tuhan, by artbybryn.

Minggu 21 Juli 2024.

Yer. 23:1-6;
Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6;
Ef. 2:13-18;
Mrk. 6:30-34

MUNGKIN ungkapan perasaan ‘rindu itu berat’ memang benar demikian dan dirasakan banyak orang. Terasa begitu menyakitkan, ketika seseorang merasakan rindu terhadap seseorang; namun hanya bisa memandangi potretnya lewat ponsel secara berulang-ulang.

Dalam sebuah hubungan rasa rindu menjadi bukti bahwa dua orang saling mencintai. Rindu tidak hanya ada pada hubungan antara sepasang kekasih. Tapi juga pada hubungan pertemanan dan keluarga bahkan dengan Tuhan Sang Pencipta Kehidupan ini.

Perasaan rindu adalah perasaan yang wajar dimiliki oleh manusia. Perasaan rindu yang kita miliki pun bisa ditujukan kepada siapa saja terutama untuk orang yang kita sayangi bahkan kerinduan pada kasih Tuhan.

“Saya sejak kecil telah dididik dalam keluarga yang taat beragama,” syering seorang ibu.

“Namun, ketika dewasa, saya merasa hidupku semakin kosong, meskipun saya menjalankan rutinitas keagamaanku. Saya jalani rutinitas hidup keagamaan dengan biasa saja. Saya pikir itu sudah cukup, namun dalam perjalanan waktu saya merasa semakin jauh dari Tuhan dan saya merasa hampa.

Hingga suatu hari, saya berkunjung ke rumah sahabat saya yang sedang sakit berat. Saya lihat meski tubuhnya renta karena sakit, namun wajahnya bersinar tenang.

Sahabatku mengatakan, “Hanya Tuhan yang kini jadi andalanku, hidup dan matiku ada pada-Nya. Saya tidak perlu takut akan kematian karena saya percaya semuanya akan indah pada waktunya.”

Kata-kata sahabatku itu menyentak hatiku. Aku selama ini terlena dan menganggap semuanya beres dan baik saja. Sejak saat itu, aku berusaha mencari Tuhan dengan sepenuh hatiku.

Saya merasa terdorong untuk mencari tahu lebih banyak tentang Yesus. Saya mulai berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon agar Tuhan menguatkan imanku dan memberi pengertian yang lebih dalam tentang kehadiran-Nya,” syering ibu itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.”

Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan. Ia bertindak atau mengambil keputusan bukan hanya berdasarkan pertimbangan hukum belaka, tetapi karena belas kasihan.

Belas kasihan dalam diri-Nya, menjadi dasar bagi Yesus untuk mengambil tindakan nyata bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan-Nya. Belas kasihan membuat Yesus mengesampingkan ego- Nya. Kebutuhan-Nya untuk menyendiri dan beristirahat dikesampingkan, demi menjawab kebutuhan orang banyak.

Belas kasihan yang ditampilkan oleh Yesus merupakan teladan yang baik bagi kita. Saat ini, kita hidup di tengah zaman yang sangat mengandalkan pikiran dan akal sehat. Walau demikian, kita tetap perlu mengasah kepekaan perasaan kita untuk mewujudnyatakan kasih bagi sesama.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah hatiku tergerak oleh belas kasihan saat melihat penderitaan sesama?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here