Puncta 27.01.24
Sabtu Biasa III
Markus 4: 35-41
KETAKUTAN dan rasa was-was menyelimuti kami saat speedboat yang berisi sekitar 30 penumpang dihantam ombak tinggi di daerah Sukadana.
Waktu itu tidak ada sarana lain menuju Pontianak kecuali speedboat. Kabut asap sangat tebal di Kalbar sehingga tidak ada pesawat berani beroperasi.
Jalur darat memakan waktu lama, dua belas jam lebih, untuk sampai Pontianak. Dengan speedboat dari Teluk Batang ke Pelabuhan Senghi Pontianak bisa ditempuh 5-6 jam tergantung cuaca.
Kami harus melewati jalur laut kurang lebih satu jam dengan ombak tinggi. Waktu itu kami serombongan komisi Keluarga Keuskupan Ketapang mau ikut Sidang Agung di Jakarta.
Kapal kami diombang-ambingkan ombak, dengan hujan dan petir mengiringi kami. Kadang daratan nampak, tapi tiba-tiba hilang tidak nampak karena tertutup dinding gelombang tinggi.
Ketika kapal dihempas ombak, semua penumpang berteriak-teriak menyebut nama Tuhan. Suasana sangat menakutkan.
Rosario saya pegang erat-erat dan mulut “komat-kamit” mendaraskan doa-doa mohon selamat.
Nakhoda hebat biasanya lahir dari serbuan ombak tinggi dan kami merasa lega setelah memasuki Rasau Jaya di Kubu Raya. Sungai Kapuas membentang luas dengan air tenang sampai di Pelabuhan Senghi.
Yesus bersama para murid menyeberang dengan naik perahu. Di tengah danau mereka dihantam gelombang yang tinggi dan angin sakal.
Gelap malam dan cuaca berbahaya menakutkan mereka. Para murid berteriak-teriak, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kami binasa?”
Yesus menghardik topan dan angin pun redalah. Yesus berkata, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
Kita juga seperti para murid yang sedang menempuh perjalanan hidup. Kadang kita menghadapi badai dan topan kehidupan.
Kita punya Tuhan, tetapi ketakutan sering membelenggu kita sehingga lupa bahwa Tuhan dekat dengan kita.
“Mengapa kamu tidak percaya?” pernyataan ini juga ditujukan kepada kita. Mengapa kita mudah takut dan tidak percaya? Bukankah Tuhan beserta kita?
Pantai Teluk Batang di Sukadana,
Singgah di Batu Ampar ke Rasau Jaya.
Tuhan selalu ada bersama kita,
Janganlah takut dan kita tidak percaya.
Cawas, tetaplah percaya
Rm. A. Joko Purwanto Pr