Dipanggil dan Diutus

0
58 views
Ilustrasi: Para suster muda Kongregasi SFIC siap diutus.

Kamis, 25 April 2024

1Ptr 5:5b-14;
Mzm. 89:2-3,6-7,16-17;
Mrk 16:15-20

KEPERCAYAAN seringkali dinilai sebagai suatu hal yang mahal harganya. Pasalnya, membangun rasa percaya memang bukanlah hal yang mudah. Terkadang, diperlukan waktu bertahun-tahun untuk kita bisa percaya pada orang lain. Rasa diterima dan dihargai sering kali menggambarkan betapa berharganya suatu rasa percaya.

Seseorang yang dipercaya mendapatkan kehormatan untuk mendapat tugas dan tanggungjawab menjadi utusan. Dalam diri orang itu, biasanya akan muncul perasaan bangga, perasaan dihargai atau dihormati. Tetapi tidak sedikit orang yang menolak karena merasa berat, merasa tidak mampu, merasa tidak percaya diri takut akan gagal dan sebagainya.

Dari pihak yang mengutus, dalam menetapkan utusan tentu saja sudah memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya: karena sudah mengenal pribadi dan kemampuan orang yang diutusnya sehingga orang yang mengutusnya menaruh kepercayaan yang besar terhadap orang yang diutusnya. Dari pihak orang yang diutusnya, ia mau menerima tugasnya karena ia memiliki keyakinan bahwa orang yang mengutusnya akan selalu membantu, mendampingi dan menjamin dirinya ketika dia melaksanakan tugas tersebut.

Sebagai murid Tuhan Yesus, kita mendapat tugas perutusan mewartakan Kabar Gembira tentang datangnya Kerajaan Allah. Datangnya Kerajaan Allah berarti datangnya kedamaian, kerukunan, persaudaraan, keadilan, dan cinta kasih.

“Surat tugas saya yang pertama kali adalah menjadi pastor rekan di sebuah paroki di pedalaman,” kata seorang sahabat.

“Saya menerima dengan senang hati meski dalam hati ada rasa takut. Kondisi medan yang sebagian daerah rawa dan sungai membuatku tergetar ciut nyaliku.

Seperti bisa membaca pikiranku pimpinanku pada waktu itu, menegaskan bahwa kamu bisa, karena ada Tuhan yang membimbingmu. Belajar renang, dan percayalah pada umat yang kamu layani, mereka akan menjadi tangan Tuhan yang membantumu dalam kesulitan dan ketakutanmu.

Saya mantap menerima perutusan karena bukan karena saya hebat dan bisa segalanya saya dipercaya dan diutus dalam kerentaan hiduku hingga kemuliaan Allah semakin tampak dalam setiap langkah hidupku,” ujarnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, ”Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,

mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”

Gereja dibangun oleh Allah. Namun Allah menggunakan orang–orang yang mau bekerja sama dengan-Nya. Tuhan selalu memanggil orang yang percaya pada-Nya, untuk terlibat dalam karya Allah di muka bumi ini.

Percaya kepada Yesus berarti kita mau diajak bersama-Nya untuk membangun Kerajaan Allah. Mau diutus pergi mewartakan bukan hanya secara fisik, namun yang terpenting dalam hidup sehari – hari kita peduli pada urusan Kerajaan Allah, yang tak lain adalah pertobatan manusia kepada Tuhan dan keselamatan mereka. Gereja adalah tubuh Kristus, kita adalah kaki dan tangan-Nya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku menjalankan perutusan dengan sepenuh hati?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here