“Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.” (Rom 1,1)
PANGGIL memanggil merupakan pengalaman sehari-hari yang sering terjadi. Seorang bupati dari Jawa Timur dipanggil MS, ketua umum sebuah parpol besar untuk membicarakan pencalonan pasangan gubernur dan wakil gubernur untuk Jatim dan Sulsel. Seorang panglima dipanggil mendadak oleh Presiden berkaitan dengan pernyataannya bahwa 5.000 pucuk senjata api dibeli oleh sebuah institusi yang mengatasnakaman Presiden. Seorang politisi marah dan protes terhadap pimpinan KPK; protes bukan berkaitan dengan kinerja KPK, tetapi karena sikap pimpinan KPK yang tidak memanggil politisi tersebut dan anggota perwakilan lain dengan sebutan “Yang Terhormat.”
Setiap orang pernah dipanggil oleh orang lain, entah oleh orang tua, pasangan hidup, anak, rekan kerja, sahabat, pimpinan atau orang lainnya. Mereka dipanggil dengan nama lengkap atau nama panggilan lain; dipanggil dengan jabatan atau kedudukan yang disandang atau dengan gelar kehormatan lain; dipanggil dengan nama kecilnya atau nama orang tuanya. Bahkan beberapa orang sering dipanggil dengan sebutan tertentu, yang sama sekali tidak berkaitan dengan nama lengkapnya. Beberapa orang bisa tersinggung dan marah, kalau mereka tidak dipanggil dengan semestinya, yakni nama yang benar serta gelar kehormatannya.
Pada umumnya, seseorang dipanggil oleh orang lain dengan maksud dan tujuan tertentu. Ada yang dipanggil untuk wawancara atau untuk bekerja sebagai calon pegawai; untuk berdiskusi, rembugan atau membicarakan sesuatu hal yang penting dan mendesak bagi organisasi, lembaga atau partai; untuk melakukan suatu kegiatan, pekerjaan atau tugas tertentu di dalam keluarga atau tempat kerja; untuk menerima penghargaan atau hadiah atas prestasi kerjanya; untuk dimintai keterangan atau klarifikasi atas hal-hal tertentu. Beberapa orang dipanggil untuk dimarahi, ditegur atau diperingatkan, diberi sangsi atau hukuman.
Santo Paulus pun mengalami hal ini. Dia dipanggil oleh Tuhan dalam sebuah peristiwa khusus, yakni di tengah perjalanannya menuju Damsyik. Ada suara yang memanggil namanya dan ada sinar yang menyilaukan matanya, sehingga dia terjatuh dan tidak bisa melihat. Selain dipanggil, Paulus juga dikuduskan hidupnya dari berbagai pikiran dan kehendak serta tindakan yang jahat, yakni memburu, menangkap dan menganiaya para murid. Akhirnya Paulus juga diutus untuk memberitakan Injil Allah; mewartakan kabar gembira untuk banyak orang dari berbagai tempat, daerah dan kota. Paulus mengalami bahwa dirinya telah dipanggil, dikuduskan dan diutus untuk melakukan sebuah tugas tertentu.
Sejauh mana tiga hal itu terjadi di dalam diriku: kapan dan dalam peristiwa apa saya dipanggil Tuhan; bagaimana atau dengan cara apa saya dikuduskan Tuhan; untuk maksud dan tujuan apa saya diutus oleh Tuhan. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)