Bacaan 1: Kel 14:5-18
Injil: Mat 12:38-42
Seorang teman sebelumnya adalah atheis (tidak percaya/ mengenal Tuhan). Beberapa agama ia pelajari dan akhirnya memutuskan menjadi katolik.
Ketika saya tanya bagaimana ia memutuskan menjadi katolik, ia memberi kesaksian pencariannya tentang Tuhan. Sebagai seorang atheis, ia ingin melihat kehadiran Tuhan dalam hidupnya sehingga ia percaya.
Suatu ketika ia akan melakukan perjalanan sehubungan dengan pekerjaannya ke Bandung dari Jakarta. Namun ia terkendala biaya, tiba-tiba seorang temannya mengajaknya ke Bandung lalu ikutah dia. Sampai di Bandung ia berpisah dengan temannya untuk melaksanakan pekerjaannya.
Sekitar jam 14.00 ia pulang ke Jakarta karena mau mengejar pelajaran katekumen, lagi-lagi ia ditawari bareng “clien”-nya.
Tiba di Katedral Jakarta ia sadar bahwa seharian belum makan dan minum karena memang tidak ada uangnya. Tiba-tiba seorang ibu mendekat dan menawarkan makanan yang ia tidak bisa makan karena diabetes.
Setelah makan, ia menangis karena merasakan kehadiran-Nya menolong kesulitannya hari itu. Tanpa sepeser uang, ia mampu menyelesaikan seluruh kegiatannya.
Hari itu ia sungguh bahagia luar biasa, Tuhan hadir melalui orang-orang yang membuatnya bahagia.
Orang-orang Farisi dan ahli Taurat meminta tanda keilahian Yesus, agar mereka percaya bahwa Ia benar-benar Anak Allah Sang Mesias. Kepada mereka hanya disampaikan “tanda Yunus”:
- Yunus ditelan ikan Paus selama tiga hari tiga malam, demikian juga Yesus akan “ditelan” bumi selama tiga hari tiga malam.
- Pertobatan orang-orang Niniwe dari kekafiran.
Sebagai ahli kitab, Tuhan Yesus ingin mereka belajar dari sejarah itu.
Firaun dan bangsa Mesir menikmati kebahagiaan mereka selama 430 tahun, dengan cara menindas bangsa Israel dalam perbudakan. Sehingga Allah hadir menolong bangsa Israel keluar dari perbudakan dan memberikan kebahagiaan seperti yang dijanjikan-Nya tinggal di negeri berlimpah susu di Kanaan.
Dalam keseharian, ada banyak tanda dari Allah yang menunjukkan bahwa Allah sungguh hadir, memberi kebahagiaan dan mengasihimu.
Pesan hari ini
Kita juga dipanggil untuk memberi kebahagiaan bagi orang lain sehingga menjadi “tanda kehadiran” serta kemuliaan-Nya.
Bukan malah menindas orang lain.
“Saat kamu tersenyum, aku pun ikut tersenyum.”