![Disruption 7 (4)](https://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2019/05/Disruption-7-4.jpg)
BANYAK orang meragukan kemampuan manusia yang dari konon dari sono-nya harus mengalami ketidaksempurnaan fisiknya.
Namun, Donald Santosa yang sehari-hari menggantungkan hidupnya di atas kursi roda membuktikan bahwa disabilitas itu bukan tanpa prestasi.
- Donald Santosa – Founder Jakarta Swift Wheelchair Basketball Corp & Com: Disrupsi filantropi
Donald yang di panggung merasa diri lebih nyaman bicara English daripada bahasa Indonesia membuktikan kebenaran “imannya” itu dengan keterlibatannya dalam event Asian Paralympic Games di Jakarta, Oktober 2018 lalu.
Data menunjukkan jumlah penonton pertandingan basket oleh kaum difabel, kata dia, ternyata jauh lebih banyak dibandingkan pesta basket di ajang Asian Games 2018 yang terjadi di bulan Agustus-September 2018.
Melalui lembaganya, Donald menyediakan platform memberdayakan atlit penyandang cacat.
Hal inilah yang ingin dia tunjukan bahwa filantrofi itu bukanlah hanya sekedar memberi barang atau jasa kepada yang memiliki keterbatasan. Melainkan merubah paradigma masyarakat dalam menilai orang yang memiliki keterbatasan.
- Sylvia Halim –Direktur Konstruksi MRT Jakarta: Disrupsi transportasi publik
Perempuan konon sering dikategorikan hanya sebagai “pekerja rumahan” sebagaimana sering muncul dengan istilah bahasa Jawa, yakni:
- isah-isah (mencuci perangkat dapur).
- umbah-umbah (mencuci pakaian).
- momong bocah (merawat dan mengasuh anak).
- olah-olah (memasak).
- dan baru kemudian omah-omah (menikah).
- ujung-ujungnya harus berani mlumah (menjadi objek birahi suami).
Meski hal itu tak terkatakan di atas panggung, namun kini kesan umum lama itu dengan sendirinya telah dipatahkan oleh hadirnya Sylvia Halim, gadis muda yang kini menjabat Direktur Konstruksi MRT Jakarta.
Di tangan Sylvia, jaminan nikmat dan amannya moda transportasi “kereta api listrik” di bawah dan di atas tanah Kota Jakarta kini sudah tersedia. Masyarakat Jakarta kini tinggal pakai untuk menempuh rute perjalanan dari Lebak Bulus di Jakarta Selatan ke Bundaran HI di Jakarta Pusat tidak lebih dari 30 menit.
Yang mau diupayakan Sylvia melalui projek prestisius MRT ini adalah bukan saja hanya bisa berubah dalam cara orang memilih moda transportasi. Misalnya, dari mobil dan motor pribadi kemudian memutuskan beralih menggunakan moda transportasi umum.
![](http://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2019/05/Disruption-8-1024x1024.jpg)
Melainkan lebih dari itu, Sylvia juga berharap bisa menciptakan budaya urban smart city dengan tawaran konsep mass rapid transportation (MRT) yang mengusung ciri safety, convenience, dan trustworthy punctuality.
Dengan begitu, demikian harapan Sylvia, yang nantinya harus ikut berubah bukan hanya cara orang bertransportasi. Lebih dari itu, kata dia, juga mentalitas orang-orang Jakarta.
Itu harus terjadi karena tuntutan perubahan zaman yang juga menuntut orang “berubah mentalitasnya”.
Kini, orang sudah mulai membiasakan diri bisa berubah untuk menjadi lebih tertib antri, santun dalam moda transportasi massal, dan hormat kepada sesama commuter.
“Yang akhirnya diharapkan bisa berubah itu nantinya ya Kota Jakarta itu sendiri dan itu tidak lain adalah Revolusi Mental,” demikian kesimpulan Sylvia Halim.
- Julli Tjindrawan – Founder Puri Robotics: Disrupsi teknologi robotik
Kini, kaum perempuan juga bisa tampil “tidak biasa” sebagaimana telah dilakoni selama 15 tahun oleh Julli Tjindrawan, sang pelopor Puri Robotics.
Dunia teknik yang dulunya biasa hanya digeluti kaum lelaki, kini perempuan telah membuktikannya: juga bisa.
Hasilnya adalah Alice yang kini sudah menjadi “manusia” cakap bisa bicara merespon omongan orang.
![](http://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2019/05/Disruption-11-1024x1024.jpg)
- Elizabeth Juliartie Ph.D – Direktur PT Teknotama Lingkungan Internusa: Dirupsi ekosistem
Sebagai perempuan yang “tidak biasa”, Djuli juga melakoni dunia bisnis yang tidak “biasa”. Yakni, sehari-hari bergumul dengan dunia sampah industri.
Seiring dengan makin banyaknya industri skala besar, maka ia pun juga berkiprah bagaimana bisa memanfaatkan limbah industry itu dengan Konsep 4 R, yakni Reduce, Reuse, Recycle, dan Replace.
- Fifi Henarawati Hoo — CEO WE+ dan Smart Insurance Marketplace: Disrupsi Asuransi
Lama berkecimung di panggung kerja dominasi laki-laki sebagai Presdir BP Castrol Indonesia, kini Fifi melakukan langkah berani dengan mendisrupsi cara orang memilih asuransi dengan memberikan solusi.
Sebagaimana yang terjadi dalam dunia asuransi di mana objektifnya adalah mengurangi risiko “miskin mendadak” karena kecelakaan, sakit, atau lainnya, maka Fifi menghadirkan konsep baru dalam cara berasuransi.
- Yolanda Djaja Sastra – Head of Marketing Wings Food: Disrupsi consumer goods
Hadirnya platform pesan makanan melalui layanan daring itu sungguh memukul produsen consumer goods.
![](http://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2019/05/Disruption-12-852x1024.jpg)
Ini tantangan serius yang dialami Yolanda, namun tantangan itu justru melahirkan inovasi untuk memproduksi aneka consumer goods yang bisa “nendang” selera makan-minum konsumen.
- Zola Yoana – Founder Heart Inc: Disrupsi dating
Setelah dulu zaman SMA sering menjadi “Mak Comblang”, maka di era kekinian peran penting itu masih berlanjut dengan platform yang lebih modern sebagaimana dikemas dalam Heart.Inc.
Zola Yoaba mencoba bisa mempertemukan para jomblo di mana pun agar bisa mendapatkan jodohnya di “alam raya” tanpa batas.
Kalau dulu jodoh itu biasa dikatakan selalu tergantung pada Tuhan, maka berkat Heart Inc, kini menemukan pasangan nikah bisa juga terjadi di dunia maya.
Seperti guyon Zola di ujung paparan tiga menitnya yang disambut gelak tawa penonton.
“Dulu, katanya, jodoh itu selalu ada di tangan Tuhan. Namun, sekarang ini jodoh itu ada di tangan Zola.” (Berlanjut)