Diterjang Ombak di Tanjung Pura

0
39 views
Yesus redakan angin ribut di laut. (ist)

Puncta 23.06.24
Minggu Biasa XII
Markus 4:35-41

ANDA pernah terjun ke sungai dengan motor yang ditumpangi? Saya pernah mengalaminya waktu bertugas di Paroki Nanga Tayap, Keuskupan Ketapang.

Waktu itu saya turun ke Ketapang naik motor untuk mengikuti pertemuan imam-imam di Keuskupan.

Musim hujan sedang berlangsung. Banyak air sungai meluap. Saya tidak melewati jalur panjang yang melelahkan lewat Siduk.

Saya bermaksud lewat Tanjung Pura menyusur Sungai Pawan. Ternyata air meluap sampai anak-anak sungai yang dilewati.

Jalan di Tanjung Pura terhalang oleh meluapnya air sungai setinggi dada orang dewasa. Luapan air yang menggenangi jalan cukup panjang sekitar 500 meter.

Di situ ada sampan yang membantu menyeberangkan. Saya diminta naik sampan bersama motor dan segala bawaan. Ada laptop, HP dan baju di ransel.

Sampan itu kecil, hanya cukup untuk satu motor dan orangnya harus naik di motor sambil kaki menjejak badan sampan sebagai pijakan.

Pelan-pelan sampan berjalan. Dari arah berlawanan ada perahu lebih besar lewat yang menimbulkan ombak cukup besar. Kami berpapasan.

Sampan yang saya tumpangi oleng diterjang ombak. Akibatnya sampan itu terbalik. Saya dan motor serta bawaannya jatuh ke sungai. Untung masih bisa menyeberang dan melanjutkan perjalanan walau harus “njedhindhil” basah kuyub sampai di Ketapang.

Yesus dan murid-murid mengadakan perjalanan menyeberang Danau Galilea. Yesus tidur di buritan. Di tengah perjalanan, mengamuklah topan yang sangat dahsyat sampai air menyembur masuk ke dalam perahu.

Mereka sangat ketakutan dan membangunkan Yesus untuk minta pertolongan. Yesus membentak angin itu dengan berkata, “Diam! Tenanglah!” Angin seketika menjadi reda dan danau pun menjadi teduh sekali.

Mereka heran, “ndomblong dan mlongo,” tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

“Siapa orang ini sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?” tanya mereka.

Kita seperti para murid yang sedang dalam perjalanan mengarungi kehidupan. Ada banyak tantangan dan bahaya, badai dan taufan menerjang kita. Apakah kita berani percaya pada Tuhan yang ada di dekat kiat?

Apakah kita sering meminta pertolongan pada Tuhan saat kita menghadapi badai kehidupan?

Dari Semarang menuju Jogja,
Singgah di Kerep Ambarawa.
Badai dan ombak pasti ada,
Tapi Tuhan tidak jauh dari kita.

Cawas, Tuhan beserta kita
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here