Minggu, 30 Oktober 2022
- Keb. 11:22 : 12:2.
- Mzm. 145:1-2,8-9,10-11,13cd-14.
- 2Tes. 1:11 – 2:2.
- Luk. 19:1-10.
- HIDUP ini adalah anugerah. Semua yang kita miliki berasal dari kemurahan Tuhan yang dianugerahkan kepada kita.
Maka.jika kita masih merasa “takut rugi karena Tuhan”, sebenarnya kita belum betul-betul memahami betapa besar anugerah Tuhan yang telah kita terima.
Seorang bapak mensyeringkan betapa berkah Tuhan itu tak pernah terlambat bagi keluarganya.
“Saya percaya Tuhan itu tidak tidur, Dia melihat apa yang kita lakukan bahkan apa yang kita pikirkan dan rasakan,” katanya.
“Sejak muda rumah saya suka ikut pelayanan di Gereja, bahkan kadang saya menemani romo yang mengadakan kunjungan ke wilayah atau stasi,” ujarnya.
“Tuhan seakan mengatur hidup saya untuk tidaj jauh-jauh dari pelayanan di Gereja,” paparnya.
“Waktu kuliah saya bertemu calon suamiku yang juga seorang aktivis Gereja,” katanya.
“Hingga setelah lulus dan kami menikah aktivitas ke Gereja tidak pernah surut,” lanjutnya.
“Tuhan begitu baik, Dia memulihkan saya seorang pendamping hidup yang seiman dan baik, bahkan kehidupan kami didandani-Nya,” urainya.
“Segala yang saya nikmati hari ini sungguh murni karena belas kasih serta kemurahan Tuhan, khususnya hidup saya ini” jelasnya.
“Saya bersama keluarga telah diselamatkan Tuhan, dari keterpurukan hidup ini,” katanya.
“Kesembuhan anakku dari ketergantungan obat, twlah menjadi sapaan Tuhan untuk kami sekeluarga,” lanjutnya.
“Tuhan itu sungguh murah hati hingga membuat saya jadi malu jika harus pelit dan tidak murah hati,” sambungnya.
Dalam bacaan Inji hari ini kita dengar demikian,
Yesus, “Guru, saya akan mendermakan separuh daripada harta saya kepada orang miskin. Sesiapa sahaja yang pernah saya tipu, akan saya bayar kembali empat kali ganda.”
Yesus berkata kepadanya, “Pada hari ini Allah telah menyelamatkan kamu dan keluargamu, kerana kamu juga keturunan Abraham. Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan orang yang sesat.”
Dalam bacaan Inji hari ini kita dengar demikian,
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan:
“Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.
“Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.
Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Kesediaan Tuhan Yesus menumpang di rumah Zakheus adalah ungkapan penerimaan, sementara mereka menganggap Zakheus tidak pantas menerimanya.
Padahal tindakan Dia menunjukkan hal yang lebih dahsyat.
Dengan bersedia menumpang di rumah Zakheus, Tuhan Yesus sesungguhnya sedang menyatakan bahwa anugerah Allah berlaku juga atas orang yang banyak dosa dan dibuang oleh sesamanya.
Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia, adalah untuk mencari dan menyelamatkan yang sesat.
Zakheus pun bersukacita menerima Dia. Pertemuannya dengan Tuhan Yesus membuat ia sadar bahwa hidupnya perlu diubah.
Sebagai respons dari penyambutan Yesus atas dirinya, ia memberikan setengah dari hartanya untuk dikembalikan pada orang miskin dan ganti rugi empat kali lipat pada orang-orang yang telah diperasnya.
Itulah bukti pertobatannya! Itulah bukti bahwa anugerah Allah telah mengubah hidupnya. Iman dan bukti pertobatan tersebut adalah tanda bahwa ia orang yang telah bertobat.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku juga berusaha membalas kasih Tuhan lewat sesama?