Doa atau Indoktrinasi?

0
3 views
Teks Doa Bapa Kami dan Salam Maria dalam huruf Jawa. (Anton Suparnjo)

Puncta 11 Maret 2025
Selasa Prapaskah I
Matius 6: 7-15

PHILIP YANCEY menulis buku berjudul The Prayer. Diterjemahkan, Doa Mengubah Segalanya. Dia mengatakan bahwa orang-orang ateis pun berdoa. Partai Komunis yang berkuasa di Rusia waktu itu memasang tulisan di bawah potret pemimpin besar mereka, Joseph Stalin.

“Jika kamu menghadapi kesukaran dalam pekerjaanmu, atau mendadak ragu pada kemampuanmu, ingatlah akan Stalin-maka kepercayaan dirimu akan pulih. Jika kamu menjadi kelelahan yang tidak pada tempatnya, ingatlah akan Stalin-maka pekerjaanmu akan tetap lancar. Jika kamu perlu mengambil keputusan yang benar, ingatlah Stalin-dan kamu akan berhasil.”

Ada dua kelompok pendoa yang disebut Yesus dalam perikope hari ini. Yang pertama adalah kaum munafik.

“Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang.”

Kelompok ini suka memamerkan diri dalam hal berdoa. Mereka berdoa di rumah-rumah ibadat dan di tikungan-tikungan jalan raya supaya dilihat orang. Yesus meminta kepada murid-murid-Nya untuk tidak meniru mereka.

Kelompok kedua adalah orang-orang yang tidak mengenal Allah.

“Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya,” kata Yesus.

Ini yang terjadi dengan kaum ateis di Rusia. Partai Komunis menggunakan doa sebagai alat untuk mendewakan tokoh mereka. Doa bukan ditujukan untuk memuliakan Tuhan tetapi untuk memuja tokoh partai. Doa menjadi alat indoktrinasi.

Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami yang singkat dan padat untuk memuliakan Allah sebagai Bapa. Doa juga ditujukan untuk membangun relasi yang baik dengan sesama melalui semangat pengampunan sebagaimana Allah mengampuni kita.

Apakah kita sudah berdoa dengan benar di hadapan Allah?

Ubur-ubur ikan lele.
Kalau berdoa jangan bertele-tele.

Wonogiri, berdoalah Bapa Kami
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here