BERDOA itu bisa sangat berbahaya, ketika dilakukan secara keliru dan tidak bijaksana. Sabda Tuhan dalam Injil hari ini (Lukas 18:9-14) menampilkan dua cara berdoa yang berbeda; bahkan bertentangan satu sama lain.
Ada doa yang membuat Tuhan tidak berkenan. Itulah doa orang Farisi dalam injil hari ini. Mengapa?
Pertama, dia berdoa dengan menyebut semua prestasinya dalam hidup beragama (Lukas 18:11). Dia lupa bahwa tanpa Tuhan dia tidak dapat melakukannya. Itu bukan keberhasilan dirinya, tetapi pemberian Tuhan.
Kedua, dia melaporkan semua kebaikannya kepada Tuhan, menyangka bahwa Tuhan tidak mengetahuinya. Semestinya dia mensyukurinya, bukan menyombongkannya di hadapan Tuhan dan sesamanya.
Tuhan lebih menyukai kasih setia daripada kurban sembelihan (Hosea 6:6). Tuhan tidak memerlukan kesalehan, melainkan hati yang remuk redam karena menyesali dosa-dosa.
Ketiga, dalam doanya dia meninggikan diri di hadapan Tuhan dan sesamanya. Doa yang benar membimbing orang untuk mengenal dirinya sebagai orang berdosa, bukan sebagai orang berjasa.
Pemungut cukai yang berada dalam Bait Allah yang sama memohon ampun kepada Tuhan, menyadari diri sebagai orang yang berdosa dan rendah di hadapan Allah (Lukas 18:13). Kepada orang dan doa-doa semacam ini Tuhan berkenan.
Doa itu sekolah mengenal diri di hadapan Tuhan, terutama untuk mengenal kasih dan pengampunan-Nya. Tidak ada seorang pun yang suci di hadapan Tuhan yang Mahakudus.
Doa sejati tertuju kepada Tuhan dan membuat orang makin rendah hati. Doa palsu berpusat pada diri sendiri dan bisa menjebak orang menjadi tinggi hati. Itulah doa dari orang yang lupa diri.
Sabtu, 9 Maret 2024
Albherwanta, O.Carm.