Doa Restu Seorang Ibu

0
0 views
Yesus memberkati perkawinan kerabat-Nya di Kana by este news.

Puncta, 19 Januari 2025
Minggu Biasa II
Yohanes 2: 1-11

PERJALANAN dari Wonogiri ke Semarang sangat jauh. Saya sengaja tidak lewat jalan tol tetapi lewat Magelang, Ambarawa, Ungaran karena mau singgah di kota-kota itu. Jalur ini adalah jalur hilir mudik truk mengangkut pasir dari lereng Merapi sisi Muntilan.

Saya sering terhalang laju truk yang berjalan pelan. Saya sambil iseng membaca tulisan-tulisan di belakang bak truk. Tulisan itu bikin tersenyum sendiri. Lucu tetapi juga reflektif dan inspiratif.

Misalnya ada tulisan sedikit berbau rohani berbunyi; “Ngebut adalah Ibadah, makin ngebut makin dekat dengan Allah.” Atau “Jangan menangis karena cinta, menangislah karena dosa.”

Ada tulisan berbau nasehat; “Setia itu mahal, makanya tidak bisa dilakukan orang murahan.”

Ada pula yang berlagak pakai Bahasa Inggris: “See Book Carry Do It.” Ada lagi yang berisi doa, “Di doa ibuku, kugantungkan nasibku.”

Doa seorang ibu sungguh mujarab. Peristiwa di Kana tidak lepas dari doa dan kepekaan seorang ibu. Yesus dan para murid-Nya diundang ke pesta perkawinan. Begitu juga Maria ikut serta. Tuan rumah kehabisan anggur hidangan utama pesta.

Maria seorang ibu yang peka, dan tahu risiko yang akan ditanggung tuan rumah pengundang pesta. Mereka pasti malu dan menjadi pergunjingan seluruh kampung kalau pestanya gagal.

Maria datang kepada Yesus dan mengatakan, “Mereka kehabisan anggur.”

Walaupun “saatnya” belum tiba, tetapi Yesus melaksanakan juga apa yang diminta ibu-Nya.

Yesus mengubah air menjadi anggur pesta nomor satu. Per Mariam ad Iesum, melalui Maria kita ditolong oleh Yesus.

Keluarga itu tidak jadi malu. Tetapi justru dipuji karena terus menghidangkan anggur top paling enak sampai pesta berakhir. Ini semua karena doa seorang ibu. Kedudukan ibu sungguh luar biasa. Maka Tuhan berpesan, “Hormatilah bapa ibumu.”

Jangan pernah menyakiti hati ibumu, karena di dalam bibirnya ada doa dan restu yang bisa membuat hitam dan putihnya hidupmu.

Ke Madura mau potong rambut,
Rambut dipotong wajah jadi imut.
Di doa ibuku namaku disebut,
Jangan bikin wajah ibu cemberut.

Wonogiri, lewat Maria kita sering berdoa
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here