BAPERAN-BAcaan PERmenungan hariAN.
Kamis, 14 Oktober 2021.
Tema: Keindahan iman.
- Rom. 3: 21-30.
- Luk. 11: 47-54.
KESADARAN. Ya proses kesadaran yang semakin matang akan mampu membuat hidup semakin indah dan manusiawi. Ia bergembira. Juga merasa aman dan nyaman dalam kebersamaan. Ia bersukacita, terhimpun bersama dalam satu ikatan iman.
Diharapkan semakin banyak pengalaman dan bertambahnya umur orang dapat menikmati hidup dengan lebih tenang dan damai. Ia bisa memaknai hidup dan pengutusannya dengan cara pandang yang berkembang utuh. Juga menyadari perannya di tengah-tengah dunia. Juga memiliki sebuah ketegasan kemana hidup harus diarahkan.
Dengan sangat baik, Paulus berkata,”Manusia dibenarkan karena iman dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” ay 28.
“Mo, saya selalu berdoa. Tetapi rupanya Tuhan lama sekali menjawabnya. Kadang saya sendiri bingung. Sampai sekarang pun terkesan tidak ada tanda-tanda Tuhan menjawab doa saya. Kadang merasa sia-sia.
Dan kalau sudah begini rasanya malas berdoa. Percuma.”
Itu omongan syering seorang ibu rumahtangga di paroki.
“Kenapa?”
“Saya tuh, sejak berkeluarga, ingin pasangan saya ada di dalam satu ‘perahu’. Lebih-lebih ketika anak-anak sudah hadir di tengah-tengah kami. Saya pun ingin anak-anak dibesarkan dalam satu atmosfer iman yang sama.
Saya sedikit iri. Banyak keluarga yang lain hadir bersama-sama di gereja. Sekeluarga utuh. Ingat masa kecil,” keluh orang ibu.
“Kira-kira apa yang membuat ia belum tergerak?”
Selalu ia bilang, “Nanti. Sabar. Tenang saja. Saya butuh pemantapan. Ada saatnya.”
“Tapi bagaimana hidupnya?”
“Saya akui Romo, ia pribadi yang baik. Tidak aneh-aneh, cenderung pendiam. Tapi tidak mengekang saya dan anak-anak. Homesick, Mo. Feel at home.
Ia tidak cepat marah. Menikmati hidup apa adanya. Tidak menuntut dan tidak pernah meminta apa pun yang aneh-aneh. Hidupnya lurus dan wajar.
Saya bangga memiliki dia jadi suami. Justru karena kami saling menyayangi, saya tidak ingin kehilangan dia. Kadang saya takut apa yang terjadi dengan dirinya, maaf Mo, kalau dia mendahului saya. Dia kan belum punya pegangan iman?
“Kalau berdoa dia gimana?”
“Di halaman belakang, di teras rumah, ia hanya duduk diam dan membakar satu hio. Tidak lama sekitar 15 menit. Kalau saya amati dia hanya duduk diam, mata terpejam.
Ia tidak menghiraukan apa yang terjadi di sekitarnya. Dia pun tidak terganggu oleh suara-suara yang ada. Duduk tenang, diam, hening dan menikmati.
“Kalau ke gereja, siapa yang nganter?”
“Selalu dia Romo! Dia tidak pernah mengizinkan kami naik mobil ojol. Dia yang antar jemput. Tidak pernah bersungut. Dia senang mengantar kami, tetapi belum mau diajak masuk. Biasanya langsung pulang dan sebelum misa selesai, dia sudah datang menjemput.
“Bukankah itu sebuah tindakan baik? Bahkan dalam arti tertentu dapat menjadi ungkapan iman. Kendati belum menjadi seorang Kristiani,” penegasanku.
“Iya sih Mo. Saya juga percaya. Tapi kan saya ingin bahwa kami sekeluarga datang kepada Tuhan, bersama-sama berdoa.
“Coba anak-anak berkata ke bapaknya,” imbauku.
“Sudah Romo. Ia hanya tersenyum dan berkata: Sabar ya. Nanti ada saatnya.”
“Ih papi ngomongnya begitu bae, sejak dulu. Tuh ma, papi nggak mau. Itu kata anak-anak kalau mereka menggodain papinya.
Yang aneh bagi saya, dia tidak pernah marah. Tidak pula tersinggung. Jarang bad mood.
Dan anehnya lagi kalau sudah demikian, ia selalu mengajak kami makan bersama di luar. Atau dia sendiri membuat sesuatu yang bisa dinikmati bersama. Biasanya juice.
Jadi gimana kami mau marah atau jengkel sama dia?,” keluhnya.
“Tapi bagaimana ibu sendiri menyikapi situasi rumah?”
“Ya saya bersyukur saja Romo. Saya punya pasangan yang baik. Anak-anak juga baik, nurut. Kadang saya harus memaksa diri saya untuk lebih sabar, banyak tabah bahkan berusaha lebih baik dari mereka.
Bukankah itu buah-buah iman?
Ia terdiam.
Tuhan berkarya dalam keheningan. Ia mengubah dalam kesabaran-Nya, dan waktu Tuhan. Iman menginspirasikan kita untuk berbuat sesuatu demi kebaikan bersama.
Tidak masalah agama dan kepercayaannya apa. Kebersamaan itu lebih penting. Melangkahlah. Kalian telah terberkati.
Tuhan, ajari aku berjalan dalam jalan-Mu, jalan kebaikan. Itulah cara-Mu menguduskanku. Amin.