Puncta 21 April 2024
Minggu Paskah IV- Minggu Panggilan
Yohanes 10:11-18
SEORANG bapak punya anak yang ditugaskan menjaga domba-domba miliknya. Bapak itu menasihati anaknya, “Nak, kalau kamu mendengar suara auman serigala, mintalah bantuan ke kampung dan berteriaklah: ‘serigala-serigala datang… tolong, tolong.’ Pasti orang-orang sekampung akan keluar membantu.
Anak itu mulai bosan menjaga domba-domba sepanjang hari. Muncul ide gila untuk mengisi kebosanannya. Ia mengelabui orang-orang sekampung. “Pasti akan terjadi sesuatu yang lucu” pikirnya. Ia ingin ngeprank orang-orang di kampungnya.
Ia berpura-pura minta bantuan, karena ada serigala. Ia berlari ke kampung dan berteriak: “Serigala datang. Serigala datang.” Maka keluarlah orang-orang kampung berhamburan menuju ke padang penggembalaan.
Anak muda itu tertawa-tawa puas melihat orang-orang terkelabui. Hal itu dia lakukan sampai dua kali. Orang-orang kampung keluar dan tidak menemukan serigala seekor pun.
Untuk yang ketiga kalinya, anak nakal itu berteriak-teriak lagi. Tetapi orang-orang kampung mulai paham karena mereka ditipu. Mereka kemudian tidak memperdulikannya.
Suatu hari serigala-serigala lapar dan buas benar-benar datang. Anak itu panik lari ketakutan. Ia berlari ke kampung minta bantuan. Tetapi orang-orang sudah tidak percaya lagi.
Serigala-serigala menerkam domba-domba, membuat kacau balau, lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Banyak domba menjadi korban keganasan serigala.
Yesus memberi contoh tentang sikap seorang gembala. “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya, sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan, dan tidak memperhatikan domba-domba itu.”
Yesus adalah gembala yang melindungi domba-domba-Nya. Ia bahkan mengorbankan diri dan memberikan nyawa bagi kawanan-Nya. Ia menjamin keamanan dan membawa domba-domba ke rumput yang subur.
Ia berada di depan menghadapi segala ancaman. Ia selalu berada di tengah-tengah kawanan.
Jika kita adalah domba-Nya, kita pantas bersyukur karena memiliki gembala yang baik. Jika kita ditugaskan menjadi gembala, kita harus menjaga kawanan dan memberi rasa aman bagi mereka. Gembala yang baik berani berkorban bagi domba-dombanya.
Gembala yang baik mengarahkan mereka menuju padang rumput subur. Menjamin tersedianya makanan, mengobati yang sakit, mencari yang tersesat, membopong yang pincang, solider di tengah dinginnya padang, mencarikan solusi bagi mereka yang kebingungan.
Mari kita meneladan Kristus Sang Gembala Sejati.
Naik bukit ke Wonosari,
Melihat pemandangan di Gunung Purba.
Yesus adalah Gembala sejati,
Siap berkorban bagi domba-domba-Nya.
Cawas, jadilah gembala yang baik
Rm. A. Joko Purwanto, Pr