SESUAI anjuran Konsili Vatikan II, kelompok Dominikan Awam diingatkan kembali visi dan misi Ordo Pewarta (OP) untuk mewartakan wajah Allah yang maharahim dan murah hati melalui belaskasihNya seperti yang ditunjukkan Kristus, yakni menyelamatkan jiwa-jiwa.
Demikian disampaikan RP Mingdry Hanafi Tjipto OP dalam retret tiga hari yang diikuti 54 Dominikan Awam (DA) di Hotel Prioritas, Cisarua, Bogor, 1-3 Juni 2018.
Sesuai janji Baptis, kata Romo Mingdry, Dominikan Awam merupakan utusan Kristus agar menjadi Imam, Raja dan Nabi dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat.”Untuk itu, Dominikan Awam perlu berdiri kokoh bersandar pada 4 pilar yaitu doa, studi, komunitas, persaudaraan, dan pelayanan,”ujar Romo Mingdry.
Sesuai motto Dominikan yang berbunyi “Laudare, Benedicere dan Praedicare”, yang artinya selalu memuji Tuhan, menjadi berkat Tuhan dan mewartakan Kabar gembira dalam perjumpaannya dengan Tuhan dan sesama, maka setiap Dominikan Awam dikaruniai panggilan yang unik yakni lebih baik menerangi daripada hanya bersinar. “Ini sesuai refleksi Santo Thomas Aquinas, salah satu tokoh terkenal dalam Ordo Dominikan.
Peran Awam
Didampingi 2 suter dan 3 imam, para Dominikan Awam ini merenungkan tentang “Peran Dominikan Awam dalam Pengembangan Iman Umat Katolik di Indonesia.” “Retret tahunan Dominikan Awam ini bukan sekadar ritual yang berlangsung tiap tahun, namun lebih sebagai refleksi komunitas untuk selalu siap sedia dalam setiap aktivitas pewartaan di Indonesia,” ujar Presiden Chapter Siena Brother Stefanus Suriaputra OP.
Dalam pembukaan retret, Stefanus mengenalkan pengurus hasil Kapitel I serta program kerja DA Chapter Katarina Siena untuk masa 3 tahun ke depan.
Para Dominikan Awam ini terlibat dalam dinamika kelompok, diskusi, dialog dan sharing tentang apa saja yang menjadi keprihatinan dan harapan sebagai Dominikan Awam dalam keterlibatannya di setiap kegiatan pewartaan di tempat masing-masing dalam konteks keindonesiaan. Mulai dari komunitas terkecil yaitu keluarga hingga lingkungan lebih luas.
Hasil diskusi kelompok disatukan dalam Brevir sore dan misa. Dalam keheningan, para peserta mempersembahkan segala karya, komunitas dan seluruh keluarga yang ditinggalkan serta kerapuhannya untuk disatukan dalam misa.
PS: Naskah dikerjakan bersama Yohanes Wahono.