RANDAU Limat adalah lokasi sangat terpencil di wilayah pastoral Keuskupan Ketapang, Kalbar.
Wilayah reksa pastoral Keuskupan Ketapang yang mencakup Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara ini lebih luas daripada wilayah Provinsi Jateng atau Jatim.
8-9 jam perjalanan dari Ketapang
Butuh tenaga ekstra dengan daya tahan tubuh dan mental tahan banting untuk bisa mencapai lokasi ini.
- 5 jam dengan mobil 4×4 WD melalui jalan offroad dari Kota Ketapang menuju Dermaga Berangas di tepi Sungai Laur, Kecamatan Sepotong.
- 2 jam lagi dari Dermaga Berangas menuju Paroki Sepotong dengan motor air.
- 2 jam lagi dari Paroki Sepotong menuju Stasi Randau Limat dengan motor air.
4 hari 5 malam
Tahun 1980 silam –ketika yang namanya jalan raya dan “jalan perusahaan” belum ada di Ketapang, maka rute perjalanan Sepotong-Ketapang masih harus ditempuh selama lima malam empat hari.
Transportasi terjadi hanya bisa melalui perairan sungai. Melalui Sungai Pawan dan Sungai Laur.
Hujan berlumpur pekat, kemarau lautan debu
Sekarang ini pun, ketika jalan raya dan “jalan perusahaan” sudah ada, tetap saja ada banyak rintangan alam di rute ini.
Kalau hujan, maka “jalan perusahaan” menjadi sangat licin karena dipenuhi lumpur pekat. Di kala musim kemarau, lautan debu akan terbang kemana-mana ketika roda menggilas ruas jalan.
Jalan aspal hanya ada di sepanjang 50 km dari “pusat kota” menuju arah luar kota dan kemudian bersambung dengan “jalan perusahaan”.
Sampan dipanggul manusia
Rute perjalanan dengan moda transportasi air berupa sampan motor dari “pusat kota” Kecamatan Sepotong sungguh sangat tergantung dari kondisi permukaan air sungai.
Terutama dari pusat paroki menuju rangkaian stasi-stasi di sepanjang Sungai Laur menuju “titik terakhir” di hulu sungai: Selangkut Raya, Tanjung Beringin, Merabu, dan berakhir di Randau Limat.
Kalau pas banjir dan permukaan air tengah pasang, maka sampan motor dari Dermaga Berangas bisa mencapai Randau Limat.
Bila permukaan air turun dan menyusut, maka akses Sepotong-Randau Limat hanya bisa dicapai melalui akses “jalan setapak” dengan sepeda motor tril. Mobil tidak bisa menjangkau kawasan ini.
Kalau tetap nekad pakai sampan motor, maka ketika kandas bisa-bisa sampan itu harus kita panggul atau didorong menuju permukaan air yang dalam. Dan ini butuh perjuangan berat, karena rintangan alam sangat banyak.
Tepi hutan tanpa listrik
Banyak kawasan permukiman penduduk di daerah aliran Sungai Laur hingga sekarang masih “gelap gulita”. Belum ada pasokan aliran listrik dari PLN.
Kalau pun ada listrik, maka nyala terang ini karena buatan manusia dengan genset. Dengan demikian, juga tidak sinyal HP sama sekali. Bahkan di “pusat paroki” Sepotong sampai hari ini tanggal 23 November 2020 juga belum ada listrik dan apalagi sinyal HP.
Hulu sungai dan terjauh
Stasi Randau Limat ini masuk wilayah pastoral Paroki Sepotong dan berbatasan langsung dengan Keuskupan Sanggau; tepatnya dengan Sekadau.
Randau Limat adalah wilayah paling ujung Paroki Sepotong. Perjalanan dengan moda transportasi air dengan sampan motor akan terhenti di Randau Limat sebagai daerah paling akhir bisa dilalui sampan motor.
Bersama Uskup Mgr. Pius Riana Prapdi, penulis mengunjungi stasi yang lokasinya disebut paling ujung Paroki Sepotong ini. Kami tinggal di sini selama dua hari.
Menjangkau kawasan pedalaman Ketapang
Profil Stasi Randau Limat dan kisah “perjuangan” menjangkau kawasan ini bisa diakses di tautan ini:
Donasi untuk Gereja Randau Limat
Pada hari Selasa tanggal 3 November 2020, Bapak Uskup Keuskupan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi mengirim proposal permohonan donasi amal kasih untuk projek pembangunan gereja Stasi Randau Limat Paroki Sepotong yang lokasi 8-9 jam perjalanan dari Kota Ketapang.
Bahkan di pusat paroki di Sepotong pun, baik listrik dan sinyal tidak ada sama sekali.
Prosedur donasi
Berikut ini kami sampaikan prosedur donasi amal ini supaya sesuai dengan tujuan perutukannya.
Kami persilahkan donasi melalui transfer langsung ke rekening resmi Keuskupan Ketapang sebagai berikut:
- BCA KCP Ketapang Norek: 8955-1493-66
- A.n. KEUSKUPAN KETAPANG.
- Beri kode tambahan angka “1” untuk setiap transaksi misalnya Rp 1.000.001,00 agar memudahkan identifikasi histori transaksi donasi oleh Tim Keuangan Keuskupan.
- Subjek: Gereja Limat
- Konfirmasi: 0812-1214-8336 hanya untuk keperluan administrasi pencatatan donasi.
Sekian dan terima kasih. Gratia supplet.
Kondisi Gereja di akhir bulan Desember 2016