BERIKUT ini pengumuman publik dari Yayasan Sesawi yang membuka Program Dukung Panggilan atau DuPang untuk membantu para orangtua seminaris (calon imam) di sejumlah seminari menengah yang kesulitan menyelesaikan kewajiban bayarnya kepada seminari: uang sekolah, uang asrama, dan lainnya.
Gereja Katolik Indonesia membutuhkan banyak pekerja untuk menuai di “kebun anggur” Tuhan.
Yayasan Sesawi, tempat bergabungnya para mantan Jesuit Indonesia, punya tekad mulia ingin membantu seminari menengah sebagai tempat persemaian bibit-bibit calon pekerja tersebut.
Bentuk bantuan itu adalah guna bisa mencukupi kewajiban bayar biaya yang menjadi tanggungjawab para orangtua seminaris.
Mengapa perlu dibantu?
Para orangtua seminaris itu yang karena terbatasnya kehidupan keluarganya menjadi kurang dan malah tidak mampu melengkapi biaya pendidikan anaknya yang sedang menyiapkan diri menjadi calon imam.
Sedikit gambaran mengenai keadaan para seminaris di Seminari Menengah Mertoyudan. Romo Drajat Soesilo SJ sebagai Minister Seminari menginformasikan sebagai berikut :
- Jumlah siswa seminari (baca: seminaris) tahun ajaran 2019/2020 ada sebanyak 238 siswa.
- Mereka berasal dari sejumlah keuskupan: KAS (126), KAJ (52), Keuskupan Bandung (12), Keuskupan Bogor (9), Keuskupan Surabaya (10), dan Keuskupan Purwokerto (5), dan sejumlah keuskupan lainnya sebanyak 24 seminaris.
- Standar hidup di asrama dan pendidikan formal per siswa per bulan: Rp. 1.950.000,-
- Sebanyak 101 orangtua seminaris hanya mampu membayar di bawah standar tersebut.
- Sesudah dihitung, tiap bulan ada kekurangan biaya standar total sebesar Rp. 48.500.000,-
Tujuannya membantu
Terhadap kekurangan inilah, Yayasan Sesawi melalui Program DuPang ingin membantu Seminari melengkapi kekurangannya dengan membuka penerimaan donasi dari Umat Katolik atau dari siapa pun.
Program ini dikekelola oleh Yayasan Sesawi dan disebut DuPang (Dukung Panggilan). Tujuannya tidak lain ingin membantu dengan melengkapi kekurangan biaya pendidikan para seminaris dari keluarga-keluarga yang berpenghasilan terbatas.
Sebagai tambahan informasi, saat ini di Seminari St. Laurentius Keuskupan Ketapang di Kalbar tercatat jumlah seminarisnya ada 27 orang.
Sedangkan, Seminari Menengah St. Vincentius a Paolo di Garum, Blitar (Jatim) punya sebanyak 114 seminaris.
Sejak Program DuPang ini dirilis September 2016, seminari-seminari menengah yang telah mendapat bantuan Program Dupang adalah Seminari Menengah Mertoyudan, Seminari Menengah Ketapang, dan Seminari Menengah Garum.
Seminaris-seminaris dengan kemampuan orangtua mereka yang terbatas sangat mengharapkan uluran tangan agar para pendidik dapat lebih fokus memperhatikan segi pendidikan, formasi, dan pembinaan seminaris sebagai calon imam di masa mendatang.
Mari kita sebagai sahabat Kristiani yang peduli akan kelangsungan Gereja ke depan sedia turut ambil bagian membantu pendidikan dan pembinaan awal calon imam.
Jangan segan berbagi, karena “dengan berbagi sesungguhnya kita menerima.” — St. Fransiskus Assisi.
Melalui Program DuPang ini, Yayasan Sesawi yang dikelola oleh para mantan Jesuit Indonesia menghimpun dana hasil donasi publik.
Program DuPang ini dirilis sejak September 2016. Sejak itu pula, Yayasan Sesawi membantu pembiayaan uang asrama dan uang sekolah sejumlah seminaris yang masing-masing orangtuanya mengalami kesulitan memenuhi kewajiban kepada seminari.
Langsung ke seminari
Program DuPang menyalurkan dana donasi publik tidak kepada orangtua, melainkan langsung ke rekening seminari di mana seminaris-seminaris yang perlu dibantu tengah bersekolah.
Yayasan DuPang melalui program donasi publik ini tidak mengambil tanggungjawab orangtua seminaris, melainkan hanya membantu maksimal 50% dari kewajiban orangtua kepada seminari.
Dana solidaritas Program DuPang bisa disalurkan melalui:
Yayasan Sesawi
Bank Mandiri
166-00-0900088-6
KCP JKT – Pahlawan Revolusi
Silakan memberi informasi dan bukti transaksi bantuan donasi Program DuPang ke Bendahara Yayasan Sesawi dengan kontak email ke Redaksi Sesawi.Net di portalsesawi@gmail.com untuk membantu kami melakukan tertib administrasi.