MANUSIA melihat secara berbeda dari Tuhan. Karena keterbatasannya, manusia kerap melihat secara parsial.
Hanya sebagian. Itu pun di permukaan. Superfisial.
Akibatnya, penilaiannya terbatas. Dangkal dan tidak lengkap.
Tuhan melihat secara mendalam dan komplit. Luar dan dalam. Eksternal dan internal. Substansial. Bagi-Nya, tidak ada yang tersembunyi.
Sikap orang Farisi terhadap Levi (Matius), pemungut cukai, berbeda dari cara pandang Sang Guru Kehidupan (Mat 9: 9-13).
Sementara, orang Farisi menganggapnya sebagai pendosa yang mesti dihindari. Sang Guru menerima dia sebagai seorang sakit yang memerlukan dokter.
Sikap penuh kasih dan kerahiman itulah yang menggerakkan dan mengubah Matius. Ia segera berdiri dan mengikuti-Nya, setelah mendengar Sang Guru berkata kepadanya, “Ikutlah Aku.” (Mat 9: 9).
Bukan hanya sekedar ikut, Matius kemudian menjadi salah satu rasul-Nya. Bahkan menulis Injil tentang kehidupan, karya, sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.
Ia menjadi salah satu dari dua belas pilar Gereja. Tokoh penting yang ikut meletakkan dasar iman.
Bagaimana selama ini aku melihat sesamaku, terutama mereka yang bersalah atau penuh kekurangan?
Apakah memahami dan membantu mereka?
Memberi kesempatan untuk bertobat atau mengadili mereka?
Selasa, 21 September 2021
Pesta Santo Matius, Rasul dan Penulis Injil