Dua Sahabat Tak Terpisahkan

0
36 views
Dwitunggal Soekarno-Hatta

Puncta 29 Juni 2024
Hari Raya St, Petrus dan Paulus, Rasul
Matius 16:13-19

KALAU kita membaca teks Proklamasi Indonesia, nama Soekarno—Hatta tidak bisa dipisahkan. Keduanya adalah Pendiri Indonesia Merdeka.

Walaupun kadang perjuangan mereka berbeda dan berseberangan, tetapi kemanusiaan mereka adalah satu dan seperasaan.

Ketika Soekarno menjalani hari-hari terakhir kehidupannya, ia menderita sakit yang parah. Ia tidak boleh dijenguk siapa-siapa karena jadi tahanan politik rezim Orde Baru.

Ia berteriak kesakitan, tetapi pengawal diam saja, karena diperintah oleh atasannya.

Mendengar berita itu, Hatta tidak tega. Ia ingin menjenguk sahabatnya. Hatta menangis di sudut kamarnya.

Ia berkata kepada Rachmi, isterinya; “Soekarno adalah orang terpenting dalam pikiranku, dia sahabatku. Kami pernah dibesarkan dalam suasana yang sama agar negeri ini merdeka. Bila memang ada perbedaan di antara kami itu lumrah, tapi aku tak tahan mendengar Soekarno disakiti seperti ini.”

Hatta datang menjenguk sendirian. Dua sahabat satu perjuangan itu menangis di dalam kamar yang kotor dan berbau. Mereka berbincang menahan rasa yang menyesakkan hati. Setelah Hatta pulang, tidak lama Soekarno pun meninggal.

Petrus dan Paulus adalah dua pribadi yang berbeda tetapi satu dalam perjuangan iman, membela Injil dan kebenaran. Petrus mewartakan iman di kalangan orang Yahudi. Paulus berkeliling mengajarkan iman kepada bangsa-bangsa lain.

Mereka mengalami penganiayaan karena imannya pada Kristus, dipenjara dan dibunuh. Keduanya mati sebagai martir di Roma. Mereka menjadi dua pilar kembar dalam Gereja. Iman mereka teguh tak terguncangkan.

Karena imannya yang teguh pada Kristus, mereka memperoleh kemuliaan di surga.

Paulus berkata, “Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya.”

Petrus juga menerima kemuliaan surgawi atas pengakuan imannya kepada Yesus. Tuhan menganugerahkan kunci Kerajaan Surga.

Yesus berkata, “Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan mengusainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.”

Soekarno-Hatta telah berjuang membawa kemerdekaan bagi kita. Apakah kita hanya akan diam saja, tidak berjuang mengisi kemerdekaan ini?

Begitu pula Petrus dan Paulus telah menanam iman yang kokoh bagi Gereja, apakah kita hanya akan diam saja, tidak mau terlibat menghidupi iman kita?

Bersepeda santai di hutan kota,
Menikmati keteduhan sambil canda ria.
Petrus dan Paulus pilar utama Gereja,
Kita harus berjuang mengembangkannya.

Cawas, semangat tetap menjadi pewarta cinta
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here