TEPAT pada hari Pesta Pertobatan St. Paulus, Kamis 25 Januari 2024, warga Asrama Putera St. Paulus Pontianak merayakan dua tahun keberadaannya. Asrama ini diperuntukkan bagi siswa putera dari daerah pedalaman yang bersekolah di SMA St. Paulus Pontianak.
Ada 35 siswa tinggal di asrama ini. Mereka berasal dari berbagai daerah di wilayah Kalimantan Barat: Putussibau, Ketapang, Sanggau, Landak, Sintang, Melawi, Sekadau, Singkawang, Kubu Raya, dan Sambas. Asrama ini letaknya berdekatan dengan sekolah; mulai menerima siswa baru dua tahun lalu.
Asrama ini juga berdekatan dengan Asrama Puteri St. Clara Pontianak yang ditempati para siswa puteri sekolah yang sama. Saat ini asrama putri St. Clara menampung 65 siswi dari berbagai daeah di Kalimantan Barat. Asrama Puteri St. Clara sudah ada kurang lebih 10 tahun lalu dan menerima siswi pertama pada bulan Juni 2014.
Teman seperjalanan
Hari ulang tahun asrama putera ini,diadakan di Gedung Bina Remaja Pontianak. Diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin Pastor Benedetto Beno OFMCap. Hadir pada perhelatan ini, staf Yayasan Pendidikan Sekolah Bruder (YPSB), Dewan Umum Bruder MTB, para pembina asrama putera dan puteri, warga Asrama Puteri St. Clara, para guru SMA St. Paulus Pontianak, mahasiswa asrama mahasiswa St. Bonaventura, dan beberapa undangan lainnya.
Dalam homilinya, Pastor Beno, demikian umat memanggilnya, menekankan bahwa tinggal di asrama merupakan salah satu upaya para warganya menjadi pribadi lebih baik di masa mendatang. Bagi siswa asal daerah, karakter, kekurangan atau kelemahan setiap pribadi, pengalaman yang saling berbeda merupakan sebuah tantangan hidup bersama sebagai warga asrama. Tantangan-tantangan akan menjadi bekal kekuatan dan pribadi yang matang serta dewasa, apabila mampu menjalaninya.
Belajar dari St. Paulus dalam ketakberdayaannya, ia dipakai Allah menjadi alat pewarta kabar gembira. Ia tetap setia, meski banyak tantangan. Hidupnya kemudian menjadi bermakna.
Diingatkan pula bahwa para pendamping asrama diharapkan dapat menjadi teman seperjalanan warga asrama dalam mencari jatidirinya. Turut merasakan suka dan duka dalam perjuangannya sebagai pelajar. Mampu menjadi teman, memotivasi, memberi semangat dan menguatkan mental para siswa. Apalagi mereka datang dari daerah dengan budaya dan kebiasaan yang berbeda dengan warga perkotaan. Siswa baru perlu penyesuaian diri dengan situasi tempat, kebiasaan baru dengan peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan dan teman baru.
“Selesai tugas di sekolah, saya menemani dan mendampingi siswa-siswa di asrama,” ujar Jeremiah Andrew, tenaga pendidik SMA St. Paulus Pontianak dan pendamping siswa paruh waktu di asrama. “Perlu kesabaran dan ketekunan untuk saling mengenal, memahami, kemudian membawa ke arah mana,” sambungnya.
Delapan asrama untuk kaum muda Kalbar
Br. Vianney MTB, Pemimpin Umum Kogregasi MTB, dalam sambutannya menjelaskan, kedua asrama ini sengaja diadakan oleh Tarekat Bruder MTB khusus untuk putera daerah yang bersekolah di SMA St. Paulus Pontianak. Tarekat Bruder MTB saat ini mengelola delapan asrama.
Asrama- asrama tersebut tersebar di daerah Kalimantan Barat: Putussibau, Kualadua (Sanggau), Sekadau, Singkawang, Pontianak dan Pati di Jawa Tengah. Ditekankan pula bahwa tarekat akan selalu berusaha memperhatikan kelengkapan sarana prasarana untuk menunjang pendidikan di asrama sesuai dengan tuntutan kebutuhan zaman. “Perhatian kepada kaum muda telah dilakukan oleh para bruder MTB sejak awal berdiri. Baik di Belanda saat itu dan terus dilanjutkan di Indonesia sampai saat ini,” jelasnya.
Perhatian tersebut diwujudkan dengan mengelola sekolah dan asrama. Tanggungjawab pengelolaan karya kerasulan tarekat itu diserahkan kepada Yayasan Pendidikan Bruder (YPSB).
Br. Edesius Markus Donat MTB, Ketua YPSB, dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada orangtua/wali yang telah mempercayakan pendidikan putera-puterinya di sekolah bruder. Pesannya kepada para siswa asrama agar mereka memanfaatkan waktu paling lama tiga tahun ini untuk serius belajar dengan penuh tanggungjawab. “Banyak teman-temanmu yang ingin tinggal di asrama, baik puteri maupun putera. Tetapi karena daya tampungnya terbatas, mereka itu tidak dapat diterima,” sambungnya lagi.
Dijelaskan pula bahwa pendidikan di SMA merupakan rangkaian pendidikan dasar. Menjadi dasar dan bekal persiapan masa depan yang tantangannya semakin rumit. Mental kuat, disiplin, rasa persaudaraan dapat diperoleh di asrama.
Merasa beruntung dan bersyukur.
Demus Calnavaro, murid kelas 12 SMA St. Paulus, mewakili teman-temannya menuturkan, ia merasa sangat bersyukur boleh tinggal di asrama ini. Memperoleh pendampingan dan pengarahan dari para pendamping dan staf, sehingga merasa bisa seperti tinggal di rumah orantua sendiri. Betah dan merasakan kenyamanan. Hidup berdampingan sebagai saudara.
Banyak belajar berbagai hal. Belajar bekerja dan berdoa. Belajar disiplin. Belajar menghargai perbedaan dan hormat kepada yang lain. Belajar tabah dan sabar. “Berbagai hal positif mungkin saja tidak kami temukan di sekolah. Tanpa kami tinggal di asrama tidak mungkin dapat kami peroleh,” jelasnya lagi,
Dua siswa lainya yakni Demus Calnavaro dan Oliver dari Pahauman merupakan dua siswa pertama yang diterima di asrama. Pada masa Covid-19, mereka berdua sempat dititipkan di asrama puteri. “Berkat pendampingan Sr. Maria Petrosa,PRR dan Bu Valintina Noviniska -para pendamping asrama putri saat itu- kami dapat keluar dari asrama puteri dengan selamat: masih sehat,” ujarnya saat syering pengalaman awal masuk asrama. Diungkapkan pula bahwa warga asrama sangat bersyukur dan merasa beruntung memperoleh pengalaman baik selama tinggal di asrama.
Ad astra per aspera
Ada masa-masa yang dirasakan berat bagi siswa tinggal di asrama. Misalnya saja saat rindu kepada orangtua atau kampung halamannya, harus penyesuaian diri, dan menjalani kebiasaan-kebiasaan baru. Situasi dan kondisi baru, bagi siswa dapat menjadi beban. Bagi siswa lain mungkin juga menjadi sebuah tantangan. Kenalan baru, peraturan, gaya dan cara pendampingan dapat menciptakan suasana sangat berbeda dibandingkan kebiasaan hidup selama orang belum masuk dan tinggal di asrama.
Demus Calnavaro dipercaya menjadi ketua asrama periode 2022-2023. Ia menceritakan pengalamannya saat menjadi penghuni asrama. Hal ini dialami saat pendampingnya Br. Hieronimus MTB. Bruder yang juga menjadi kepala sekolah SMA St. Paulus Pontianak ini menjalankan peraturan di asrama dengan ketat. Serba teratur, disiplin menepati peraturan.
Antara lain Demus menuturkan begini.
“Pada awalnya terasa berat. Semua harus tepat waktu, penampilan bersih dan rapi. Sepatu, sandal, sabun, buku dan peralatan lain harus diletakkan pada tempat yang telah disediakan. Toilet harus bersih. Penggunaan HP dan laptop diatur ketat. Keluar dan masuk lingkungan asrama harus izin dengan tujuan jelas. Wajib makan bersama di asrama, makan dengan sopan dan wajib mengormati makanan. Sikap doa harus benar, wajib mengikuti perayaan ekaristi di gereja sesuai jadwal. Belajar serius pada jam-jam belajar yang sudah ditentukan dan diawasi. Menyanyi harus sesuai dengan not, asrama harus bersih dan rapi, demikian pula lemari pakaian pribadi.”
Di sela-sela kesibukannya menjalani kehidupan di asrama, ia dan teman-temannya selalu ingat semboyan Asrama Putera yang berbunyi “Ad astra per aspera” yang berarti “melalui kesulitan menuju bintang”. Untuk mencapai kesuksesan, orang harus berani berjuang memerangi kesulitan-kesulitan.
Kondisi ini menjadikan para siswa asrama dari daerah ini akhirnya menikmati hasilnya. Mereka mampu bersaing dalam bidang pelajaran dan kegiatan-kegiatan lainnya, tidak merasa rendah dan mampu bergaul dengan siswa/siswi yang sebagian besar berasal dari kota; terutama Pontianak. Mereka yang dari Pontianak rata-rata telah memperoleh pendidikan yang lebih baik pada jenjang sebelumnya. Untuk itu semua, mewakili teman-temannya, Demus mengucapkan banyak terimakasih dan merasa bersyukur.
“Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terimakasih. Kami dan orangtua merasa sangat terbantu dengan asrama yang disediakan oleh Bruder MTB ini. Kami didampingi sebagaimana anak sendiri,” ujarnya mengakhiri syering.
Pada akhir perayaan ekaristi, pastor memberkati pengurus baru Asrama Putera SMA St. Paulus periode 2024-2025. JF Mendy sebagai ketua pengurus baru bersama stafnya berjanji untuk tetap berjuang untuk masa depan yang cerah.
Perayaan ulang tahun Asrama Putera St. Paulus Pontianak ini diakhiri dengan makan bersama dan pembagian hadiah lomba-lomba yang diselenggarakan warga asrama.
25 Januari 2024
Pesta Pertobatan St. Paulus Rasul
Br. B. Sukasta MTB