SALAH satu butir kebaikan gelaran Konsili Vatikan II tahun 1962-1965 adalah semakin terbukanya Gereja Katolik terhadap eksistensi agama-agama lain.
Lebih dari itu, Gereja Katolik juga mulai bersedia mengakui paham-paham kebenaran yang diyakini oleh agama-agama tersebut.
Sangat relevan dengan Gereja Katolik Indonesia
Demikian pesan penting yang disampaikan HE Leonardus Widayatmo, Dubes RI untuk Namibia merangkap Angola, Afrika kurun waktu tahun 2007-2011.
“Itu yang wajib kita syukuri,” papar Dubes Leonardus Widayatmo yang di tahun 2001-2004 bertugas di Konsulat Jenderal RI Vanimo, Papua Nuigini (PNG), dan di tahun 1985-1989 di Konsulat Jenderal RI Hong Kong.
“Konteks butir baik hasil Konsili Vatikan II itu semakin menemukan relevansinya yang sangat pas dan kuat di Indonesia,” demikian keyakinan Leonardus Widayatmo yang pernah berkarier sebagai diplomat di KBRI Wina, Austria, kurun waktu 1992-1996
“Justru karena kita -umat Katolik Indonesia- hidup di tengah-tengah masyarakat pluralis karena masing-masing orang punya keyakinan iman dan memeluk agama berbeda-beda,” tandas Leonardus Widayatmo yang pernah menimba ilmu di SAIS, John Hopkins University, Amerika Serikat.
Kredit: Dubes Leonardus Widayatmo