DUTA Besar RI untuk Vatikan Agus Sriyono menyatakan Indonesia akan sangat bersyukur, seandainya Paus Fransiskus berkenan datang menghadiri acara Asian Youth Day tahun 2017. Acara ini resmi digagas KWI dan akan digelar di Keuskupan Manado, Sulut, dan KWI juga telah berkeinginan mengundang Sri Paus berkenan datang menghadiri AYD 2017.
Sebagai wakil resmi pemerintah RI di Vatikan nantinya setelah resmi mulai bertugas pertengahan Februari 2016 ini , tentu pihaknya juga sangat berharap bahwa Sri Paus berkenan datang mengunjung Indonesia, menghadiri Asian Youth Day 2017 di Keuskupan Manado dan beberapa provinsi lain di Indonesia.
Dubes Agus Sriyono dengan tegas menyatakan itu sebagai sebuah harapan dan bukan konfirmasi atau penegasan tentang ‘berita” Paus Fransiskus datang ke Indonesia, mengunjungi beberapa provinsi dan menghadiri Asian Youth Day 2017. “Konteksnya adalah harapan (saya) dan bukan penegasan atau konfirmasi atas rencana kedatangan Sri Paus,” tandasnya menjawab Sesawi.Net yang menghubungi Agus melalui sambungan telepon hari Selasa petang tanggal 2 Februari 2016.
Klarifikasi pemberitaan
Dubes RI untuk Vatikan Agus Sriyono menyampaikan pernyataan tersebut sekaligus ingin meluruskan berita yang telajur dilansir oleh media nasional yang mengesankan bahwa Sri Paus sudah pasti akan datang ke Indonesia atas undangannya.
“Saya sendiri baru akan memulai masa dinas resmi saya sebagi Dubes RI untuk Vatikan beberapa pekan mendatang. Sekarang ini, saya masih di Jakarta, memang sudah dilantik menjadi dubes, namun belum resmi menjalankan tugas diplomatik sebagai Dubes RI untuk Vatikan,” kata Agus Sriyono kepada Sesawi.Net.
Agus Sriyono mengaku baru akan mengemban tugasnya sebagai Dubes RI di Vatikan setelah pihaknya diberi kesempatan bisa menyerahkan surat credential ke Tahta Suci dan akhirnya Vatikan berkenan menerima penunjukannya. “Menurut rencana, saya baru akan berangkat ke Roma tanggal 14 Februari 2016 mendatang dan baru setelahnya bisa memulai tugas diplomatik,” ungkapnya.
Agus Sriyono mengaku pihaknya juga sudah membicarakan perihal berita kurang akurat tersebut dengan Ketua KWI Mgr. Ignatius Suharyo. Ini dilakukan hari Senin tanggal 1 Februari 2016 kemarin dengan maksud agar tidak timbul persepsi umum bahwa Sri Paus telah memberi konfirmasi kepada pihak pemerintah Indonesia bahwa bersedia datang memenuhi undangan untuk menghadiri acara Asian Youth Day tahun 2017 mendatang.
Hari Senin tanggal 1 Februari kemarin, Sesawi.Net juga telah mengontak Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr. Antonio Guido Filipazzi dan minta komentarnya atas pemberitaan yang kurang pas tersebut.
Yang Mulia Nuntio dengan tegas mengatakan, soal rencana pasti kedatangan Sri Paus ke Indonesia hingga sekarang belum menjadi pembicaraan resmi antara pemerintah Indonesia dan Tahta Suci. “Untuk pemberitaan media nasional yang telah mengutip pernyataan Bapak Dubes Agus Sriyono tentang rencana kunjungan Sri Paus, silakan Anda mengontak beliau secara langsung (untuk mendapatkan klarifikasinya),” tegas Nuntio.
Berita usang dikemas ‘heboh’
Berita simpang siur tentang Sri Paus Fransiskus yang seakan-akan sudah pasti akan mengunjungi Indonesia untuk menghadiri acara Asian Youth Day 2017 itu awalnya muncul di harian berbahasa Inggris. Dalam berita ringkas di media cetak berbahasa Inggris terbitan Jakarta itu disebutkan jelas bahwa Sri Paus akan datang ke Indonesia menghadiri Asian Youth Day 2017.
Bahan pemberitaan itu diambil dari hasil konferensi pers KWI usai Sidang Tahunan KWI pada bulan November 2014. Mungkin karena salah persepsi atau kurang mengerti konteksnya, harapan KWI yang berminat mengundang Sri Paus ke acara Asian Youth Day di Keuskupan Manado tahun 2017 itu langsung dipersepsikan sebagai sebuah ‘kepastian’.
Padahal, kata Ketua KWI Mgr. Ignatius Suharyo dan Sekjen KWI alm. Mgr. Johannes Pujasumarta waktu itu dengan tegas mengatakan, konteks nuansa konferensi pers mengenai ‘rencana’ kedatangan Sri Paus itu adalah sebuah harapan atau keinginan KWI yang ingin menyampaikan undangan ke Vatikan dan siapa tahu Sri Paus berkenan datang menghadiri Asian Youth Day 2017.
Akhirnya berita itu pun diralat, setelah Sekjen KWI alm. Mgr. Pujasumarta mengirim nota resmi “surat pembaca” untuk mengklarifikasi pemberitaan yang melenceng dari konteks isi konferensi pers KWI usai Sidang Tahunan November 2014 lalu.
Harian berbahasa Inggris itu akhirnya merilis berita koreksi itu sebagai berikut:
“This article was updated on Sunday, Nov. 23, 2014, to correct a quote attributed to Mgr. Johannes Pujasumarta, who informed the Jakarta Globe — after publication of a previous version — that his words were meant to express a suggestion rather than a confirmation of a visit of Pope Francis to Indonesia. JG regrets misquoting Mgr. Johannes Pujasumarta.”
Lengkapnya sebagai berikut:
“The secretary general of the Indonesian Bishops Conference (KWI) on Thursday expressed the wish that Pope Francis would visit the world’s largest Muslim-majority nation in 2016.
Mgr. Johannes Pujasumarta, the archbishop of Semarang, suggested the pope could come to Indonesia to celebrate Indonesian Youth Day, which in 2016 will be held in Manado.
Johannes was speaking on the sidelines of a KWI meeting in Central Jakarta.
If the pope indeed manages to come to Indonesia, it would be the first papal visit since 1989, when Pope John Paul II celebrated a mass and visited then-President Suharto in Jakarta.
The apostolic nunciature in Jakarta could not immediately be reached for comment after office hours.”
Ketika berita ‘heboh’ ini akhirnya muncul di media online dan kemudian dikutip dimana-mana oleh media berbahasa Indonesia dan asing, maka hebohlah ‘dunia persilatan’ Indonesia karena seakan-akan sudah pasti Sri Paus akan datang ke Indonesia menghadiri Asian Youth Day 2017.
Ketika waktu itu Sesawi.Net menanyakan hal itu kepada Dubes Vatikan untuk Indonesia Mgr. Antonio Guido Filipazzi di bulan November 2014, dengan tegas beliau menjawab kurang lebih sebagai berikut:
“Pers Indonesia sering kali kurang cermat dan pintar menangkap esensi sebuah pernyataan dan kemudian malah ‘memelintirkan’ berita itu secara sembrono hanya untuk kepentingan sensasional.”
Saat itu juga, baik Ketua KWI Mgr. Ignatius Suharyo dan Sekjen KWI alm. Mgr. Johannes Pujasumarta juga telah menjelaskan kepada Duta Besar Vatikan untuk Indonesia perihal ‘salah kutip’ tersebut kepada Mgr. Antonio Guido Filipazzi.
Kedua Uskup Agung itu mengatakan kepada Nuntio bahwa yang salah adalah medianya (karena telah mengutip salah isi pernyataan) dan bukannya isi materi konferensi pers KWI usai Sidang Tahunan 2014 yang memang menyatakan harapannya ingin mengundang Sri Paus dan siapa tahu beliau berkenan datang memenuhi undangan KWI menghadiri Asian Youth Day 2017.
Kepada Sesawi.Net waktu itu, Mgr. Ignatius Suharyo bahkan sampai berujar begini: “Kula ngantos dipun dukani kaliyan Nuntio (Saya sampai kena semprot oleh Nuntio karena berita yang salah ini)”.
Kredit foto: Dubes RI untuk Vatikan Agus Sriyono saat dilantik President Joko Widodo untuk mengemban tugas diplomatik sebagai Wakil Pemerintah RI dan Pemegang Kuasa Penuh di Vatikan. (Courtesy of Okezone.com)