“Duc in Altum”, Semangat Perayaan 70 Th Karya Misi Suster Augustinian (OSA) di Indonesia (4)

0
706 views
Tahun 2009 Nuntio Duta Besar Tahta Suci Vatikan untuk Indonesia berkunjung ke Biara Pusat OSA di Kota Ketapang, Kalbar. (Dok. OSA)

KITA mulai dengan dua pertanyaan di bawah ini, yakni:

  • Bagaimana dengan kiprah para Suster Augustines (OSA) dalam mengemban misi?
  • Apa yang menjadikan mereka hingga mampu “bertolak ke tempat yang dalam” dan kemudian menebarkan jala kemanusiaan dan kemudian lmenariknya ke dalam perahu keselamatan?
Pendiri Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA): Mgr. HL Spoorman kurun waktu hidupnya tahun 1836-1906.

Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) ini tumbuh dan berasal dari Delft, sebuah kota di Negeri Belanda.

Kongregasi OSA didirikan oleh Mgr. HL Spoorman tahun 1888.

Kerkop di mana para suster OSA generasi awal dimakamkan di Marienheuvel, Negeri Belanda – Sr. Lucia Wahyu OSA.
Di sini jejak karya misi para Suster OSA tertinggal dalam kenangan abadi.
Klooster Mariënheuvel -nama Biara Pusat Kongregasi OSA di Glipper Dreef 199 , 2104 WG Heemstede, Nederland by Sr. Lucia Wahyu OSA.

Sesungguhnya, bibit persemaian pertama itu muncul dan datang dari  Dendermonde, sebuah kota di  Belgia. Didirikan dengan misi ingin membantu  pelayanan bidang kesehatan.

Dengan demikian, cikal bakal berkembangnya bibit persemaian panggilan para suster Augustines di Keuskupan Ketapang (Kalbar) dan di Delft (Negeri Belanda) itu sejatinya datang dari Belgia.

Santo Augustinus dari Thaghaste yang setelah bertobat dan menjalani hidup religius lalu diangkat menjadi  Uskup Hippo di Mesir.

Kisah tentang St. Augustinus

Mungkin ada yang bertanya demikian.  Santo Augustinus itu aslinya orang Taghaste di Afrika Utara, lalu bagaimana mungkin ada biara-biara di Eropa yang sengaja menggunakan regula (peraturan) dan memakai nama Santo Augustinus sebagai identitas tarekat religius ini?

Augustinus lahir pada tanggal 13 November 354 di Thagaste. Ia meninggal pada tanggal 28 Agustus 430 sebagai Uskup Kota Hippo Regius.

Augustinus juga adalah seorang pendiri biara, setelah bersama teman dan sahabat-sahabatnya memutuskan  mengundurkan diri dari keramaian dunia  dan hidup bersama dengan tenang dalam semangat asketis.

Membumikan “Duc in Altum”, Makna Misi 70 Th Karya Misi OSA di Keuskupan Ketapang (3)

Rencana ini tercapai di tahun 387 pada perayaan Malam Paskah, ketika ia dan beberapa temannya dibaptis oleh Uskup Ambrosius.

Mereka kemudian kembali ke Afrika Utara dan melanjutkan kehidupan komunitas dengan regula atau aturan hidup bersama yang dibuat sendiri oleh Augustinus.

Pada mulanya,

  • Ada biara untuk para rahib;
  • Kemudian dibuka juga biara untuk biarawan aktif dan klerus dan;
  • Yang ketiga sebuah biara khusus untuk perempuan yang dikepalai sendiri oleh kakak perempuannya Perpetua.

Augustinus  ditahbiskan imam pada tahun 391 dan di tahun 396 menerima Tahbisan Episkopal hingga didapuk menjadi Uskup Hippo.

Santo Augustinus, Uskup Hippo di Mesir.

Komunitas-komunitas biara yang dibangun Augustinus ini berkembang sangat pesat sebelum Provinsi Afrika diserbu oleh suku-suku Vandal tahun 428-477 oleh Raja Genserik dan raja Hunnerik tahun 477-487.

Situasi perang dan perampasan ini mengakibatkan banyak biara yang tutup, banyak biarawan dan biarawati dibunuh demi iman akan Kristus. Sebagian lagi mengungsi, menyelamatkan diri ke Italia, Perancis, Jerman, Belgia.

Sisa-sisa yang selamat inilah yang menjadi cikal-bakal berkembangnya kongregasi/Ordo Santo Augustinus.

Proses penyatuan biara-biara kecil, para rahib yang tersebar ini menjadi Ordo Santo Augustinus.

Ini  terjadi melalui Magna Unio (1256) yang diprakarsai oleh Paus Innocentius IV dengan terbitnya  bulla (surat keputusan kepausan) berjudul Incumbit Nobis tertanggal 16 Desember 1243. (Bersambung)

Wajah kapel di Biara Induk OSA yang resminya bernama Klooster Mariënheuvel di
WG Heemstede, Negeri Belanda by Sr. Lucia Wahyu OSA.
Salah satu sudut kapel Biara Marienheuvel di Negeri Belanda (Sr. Lucia Wahyu OSA)
Batu-batu permata berharga menjadi hiasan di Tabernakel Kapel Biara “Marienheuvel” di Negeri Belanda (Sr. Lucia Wahyu OSA)

Ref: Nederlandse Provincie van de Orde der Augustijnen (OSA)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here