Duka dan Belarasa

0
43 views
Ilustrasi: Bunda Maria berduka atas kematian Anak-Nya di kayu salib. (Ist)

Selasa, 27 Agustus 2024

Sir. 26:1-4.16-21;
Mzm. 131:1.2.3;
Luk. 7:11-17;

SETIAP orang pernah merasakan kehilangan orang tercinta, entah orangtua, kerabat, teman, atau kolega. Mengalami kehilangan memang bukan hal mudah. Perasaan sedih pasti dirasakan saat kehilangan seseorang yang dicintai.

Hal itu dikarenakan kehadiran orang-orang yang kita cintai sangat berarti. Rasa kesepian dan kesedihan mendalam seolah menjadi isyarat bahwa saat ini kita sudah kehilangan seseorang terkasih.

Namun, seiring berjalannya waktu, kita harus bangkit dan tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Kehilangan memang dapat menyayat hati, bahkan tidak bisa terlupakan sepanjang hidup.

Namun, kehidupan terus berjalan dan kita hanya bisa berdoa agar ia sudah menjadi lebih baik. Kita juga harus yakin bahwa kebahagiaan kita adalah yang ia inginkan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis.”

Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah.”

Karya Yesus dalam membangkitkan pemuda di Naim ada seorang janda, bukan hanya sebuah mujizat fisik, tetapi juga pembuktian kuasa Yesus atas kematian.

Yesus bukan hanya mengembalikan kehidupan secara fisik, tetapi juga memberikan pengharapan dan kepercayaan bahwa Dia memiliki kuasa atas segala sesuatu, termasuk kematian.

Yesus dipenuhi belas kasihan dan mendekati janda tersebut. Ia menghibur dan memberitahu janda itu untuk tidak menangis. Tindakan Yesus ini bukan hanya sekedar ungkapan simpatik, tetapi juga menunjukkan perhatian mendalam-Nya terhadap penderitaan manusia.

Perhatian dan belarasa Yesus ini mengajarkan kita tentang kasih Yesus yang tak terbatas dan kuasa-Nya yang mampu mengatasi segala sesuatu, termasuk kematian.

Dalam hidup kita yang penuh tantangan dan kesedihan, kita diingatkan bahwa Yesus tidak hanya peduli dengan kondisi kita, tetapi Dia juga memiliki kekuatan untuk membawa perubahan yang radikal.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku percaya bahwa Tuhan akan selalu menyertai dan memberikan kekuatan dalam setiap situasi yang aku hadapi?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here