SEBUAH notifikasi ringan mampir di Redaksi Sesawi.Net. Informasi kecil ini datang dari kawan lama yakni Mbak Purnawati Olsson, wong asal Yogyakarta yang bersuamikan orang Swedia dan kini tinggal di wilayah negeri Skandinavia ini.
Beberapa bulan lalu, Mbak Purnawati pernah menghubungi Redaksi untuk menyampaikan sedikit uang sumbangan dari paguyuban komunitas orang-orang katolik di Swedia untuk Gereja Katolik Indoensia yang membutuhkan.
Isi informasi kiriman Nyonya Olsson ini menarik disimak.
Ini tentang perjuangan rekan sesama anak bangsa Indonesia yang cemerlang dan bernama Robertus Wahyu Nugroho yang kini hidup dan bekerja di Finlandia –juga kawasan negeri Skandinavia.
Wahyu –demikian arèk Surabaya ini biasa dipanggil akrab—telah menyelesaikan pendidikan master dan doktoralnya di Universitas AALTO yang sangat prestisius di Finlandia. Ia pernah menjadi Ketua Komunitas Katolik Indonesia di Swedia. “Saat ini, Mas Wahyu tengah mengikuti program kompetisi Helsinki Challenge,” terang Purnawati Olsson.
Tujuan kompetisi “Helsinki Challenge” ini adalah mencapai goals atau target yang telah dicanangkan PBB dalam upaya membawa perubahan tingkat global. Juga mendorong agar peneliti-peneliti di Finlandia yang tentunya dengan ide brilian bisa mencari solusi guna mencapai target PBB. “Semua ini dalam konteks ingin membawa dunia ke perubahan yang lebih baik,” terang Purnawati.
Menjawab Sesawi.Net melalui jalur pribadi, Dr. Robertus Wahyu Nugroho menerangkan sebagai berikut.
“Ide yang saya dan tim kemukakan dalam kompetisi ini adalah bagaimana memenuhi stok kebutuhan pangan dunia dengan menggenjot sektor pertanian. Mengapa demikian? Ini karena pada tahun 2050, minimal stok 60% harus ada untuk memenuhi kebutuhan pangan seiring populasi manusia yang meningkat lebih dari delapan miliar di dunia,” tulis Wahyu kepada Sesawi.Net.
“lebih detilnya lagi, saya dan tim ingin menciptakan sensor yang bisa mendeteksi secara akurat nutrisi-nutrisi yang ada dan terkandung di tanah dan itu sangat dibutuhkan tanaman untuk bisa tumbuh secara optimal,” tambahnya.
Sensor pintar
Yang dikerjakan Wahyu adalah membuat alat sensor pintar dari polymer yang bisa mendeteksi kandungan tiga nutrisi penting yakni nitrogen, fosfor dan potassium (NPK) di daam tanah. Begitu juga pH tanah.
Adapun interaksi partikel polymer yang tersebar di tanah dengan kandungan nutrisi tersebut akan terdeteksi dengan gelombang elektromagnetik. Ini menjadikan petani bisa mengetahui secara pasti berapa banyak pupuk NPK yang perlu ditambahkan atau tidak ditambahkan.
Partikel polymer yang disebar oleh petani guna mengontrol kandungan nutrisi tanah dan mencapai kadar optimal pertumbuhan tanaman di ladang pertanian diharapkan akan hancur dengan sendirinya.
Dukungan pembaca
Melalui Redaksi, Wahyu minta agar pembaca Sesawi.Net berkenan mendukung langkahnya bersama tim memenangkan lomba “Helsinki Challenge” yang amat bergengsi ini.
Caranya mudah sebagai berikut:
- Tolong SMS dengan mengetik angka “4”.
- Kirim SMS tersebut ke nomor +3584573960300.
- Polling SMS dibuka hingga tanggal 7 Juni 2017 pukul 19.55 waktu lokal di Finlandia atau sekitar pukul 23.55 WIB.
- Berlaku satu kali vote hanya dari satu nomor HP.
“Sebagai bukti keseriusan saya dan tim yang memang benar-benar mengikuti kompetisi ini, maka setelah tanggal 6 Juni 2017 ini, saya mengirimkan tautan YouTube-nya di mana saya akan melakukan presentasinya pada tanggal 6 Juni 2016 waktu lokal di Finlandia,” tulis Wahyu.
“Terima kasih banyak saya ucapkan atas bantuan dan dukungan dari saudara/i. Mari kita tunjukkan bahwa peneliti Indonesia juga bisa bersaing dengan peneliti-peneliti Eropa di kancah internasional,” pungkasnya dalam tulisan japri kepada Sesawi.Net.