Bacaan 1: Kis 22:30; 23:6-11
Injil: Yoh 17:20-26
SUDAH bukan rahasia lagi bahwa Gereja terpecah-pecah dalam berbagai denominasi. Padahal Gereja itu pada hakikatnya adalah satu dan Yesus sungguh menghendaki kesatuan itu.
Setelah abad XVI Reformasi Protestan menghasilkan banyak Gereja, tapi hal itu telah menyebabkan Gereja semakin terpecah-pecah.
Usaha untuk merajut kembali persatuan Gereja, disebut gerakan ekumenis.
Paus Yohanes XXIII menilai gerakan ini sangat positif dan merupakan hasil dorongan Roh Kudus.
Pada tahun 1959, Paus Yohanes XXIII mengadakan sebuah konsili ekumenis yang bertujuan membina umat Kristiani dan persekutuan-persekutuan terpisah untuk bersama-sama mencari kesatuan yang dirindukan begitu banyak orang di seluruh dunia.
Paus Fransiskus dalam sebuah pidatonya, mengecam pemenggalan 21 umat Kristen Koptik Mesir oleh ISIS di sebuah pantai di Tripoli, Libya.
“Kata-kata mereka cuma: Yesus, tolong saya. Mereka dibunuh hanya karena fakta bahwa mereka Kristen,” kata Paus.
Di depan umat Gereja Skotlandia, Paus menekankan pentingnya persatuan seluruh umat Kristen apapun denominasi yang mereka anut.
“Darah saudara-saudari Kristen kita, merupakan kesaksian yang minta didengarkan. Tak ada bedanya apakah mereka Katolik, Ortodoks, Koptik atau Protestan. Mereka tetap Kristen. Para martir itu milik semua orang Kristen,” lanjut Paus Fransiskus.
Dalam doanya pada malam perjamuan terakhir, Tuhan Yesus juga berseru pada Bapa-Nya:
“Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya…”
Dalam agama Yahudi, mereka juga terpecah-pecah.
Ada kelompok:
- Farisi (percaya kehidupan setelah kematian).
- Saduki (tidak percaya malaikat dan kehidupan setelah mati).
- Eseni (hidup dalam keterasingan/bertapa).
- kelompok pembaca.
- penulis syariah.
- Zeleots.
Situasi ini dimanfaatkan Rasul Paulus untuk memecah belah mereka saat sidang di Mahkamah Agama.
Sebagai seorang Farisi tulen, Rasul Paulus bersaksi tentang Kebangkitan Kristus. Tentu saja ditentang oleh kelompok Saduki namun mendapat dukungan kelompok Farisi.
Sehingga sidang menjadi gaduh dan terpecah dalam dua kubu.
Pesan hari ini
Gerakan ekumenis sangat penting dilakukan dan merupakan dorongan Roh Kudus, yang juga dikehendaki oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri.
Tidak perlu alergi terhadap kelompok kristiani denominasi lain.
“Menjadi seorang Kristen berarti mengampuni yang tidak bisa dimaafkan. Tuhan telah mengampuni yang tidak bisa dimaafkan di dalam dirimu.”