Durna Gugur

0
147 views
Ilustrasi: Hoaks dan konspirasi. (Times of India)

Puncta 25.12.23
Hari Raya Natal Pagi
Lukas 2: 15-20

PANDITA Durna adalah guru yang bijaksana dan “linuwih,” Dia menjadi guru bagi Kurawa dan Pandawa.

Di medan perang Baratayuda, tak ada lawan yang bisa mengalahkannya. Semua takut menghadapi guru yang dihormati dan disegani.

Kresna membuat taktik licik menyebarkan berita bohong. Ia menyuruh Bima membunuh gajah bernama Swatama, tunggangan ksatria Kurawa.

Lalu Kresna memerintahkan semua orang untuk mengabarkan bahwa Aswatama mati. Tidak terkecuali para ksatria Pandawa harus mengatakan bahwa anak Durna itu mati di medang perang.

Berita kematian Swatama yang sebenarnya adalah seekor gajah menyebar ke seluruh Padang Kurusetra.

Mendengar berita kematian anaknya itu, Durna mencari tahu ke Pandawa. Semua mengiyakan bahwa Aswatama mati.

Hancur luluh perasaan Durna. Ia tidak punya daya semangat untuk berperang.

Ketika Durna sedang lemas tak berdaya, Pangeran Trustajumena memenggal kepala Durna dengan pedang. Kepala itu dijadikan bola untuk tendang-tendangan di medan pertempuran. Durna mati karena termakan berita hoax.

Kita belajar dari Maria dan Yosef dalam mencerna dan memilah berita-berita atau cerita dari banyak orang.

Sesudah para gembala diberitahu tentang kelahiran Sang Juru Selamat, mereka bergegas menuju ke Betlehem.

Di sana mereka menjumpai bayi yang dibungkus dengan lampin di palungan. Mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.

Semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.

Tetapi (ini yang penting) Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati dan merenungkannya. Maria tidak mudah termakan oleh berita-berita yang mungkin menguntungkannya, atau sangat berguna dan membesarkan hatinya. Tetapi ia menyimpan dan merenungkannya.

Dunia kita sekarang ini dipenuhi dengan berita-berita palsu, tidak benar dan tidak jelas sumber utamanya. Kita diajak bersikap seperti Maria, diam menyimpan dan merenungkan segala perkara.

Kendati apa yang disampaikan para gembala itu benar dan sumbernya terpercaya yakni dari Malaikat Tuhan, tetapi Maria tidak segera mengumbar berita itu kepada siapa pun juga. Maria menghayati bahwa diam adalah emas.

Apakah kita suka menyebarkan berita bohong? Apakah kita paling rajin memforward berita-berita heboh yang tidak jelas asal-usulnya?

Hati-hati jari-jari anda bisa menggantikan mulut anda untuk menyebarkan berita hoax. Jari-jari anda berubah jadi “tombak cucukan” yang bisa memecah belah. Waspadalah….

Selamat Natal pada para saudara…..
Mari berbagi senyum pada sesama.
Kabarkanlah warta damai sukacita,
Jangan jadi mulut yang berbusa-busa.

Cawas, Merry Christmas for you all
Rm. A. Joko Purwanto Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here