Eksegese Hidup Orang Pedalaman: Apa Itu Iman? Mat 7: 21-29

0
1,181 views
Ilustrasi: Beriman (Ist)

ADA seorang hamba Tuhan yang menjadi viral baru-baru ini. Ia membuat ulasan ajaran Kristiani melalui YouTube.

Di situ, dia berkata, “Keselamatan semata-mata hanya diperoleh melalui iman kepada Kristus. Perbuatan amal dan puasa dan semacamnya tidak bisa mempengaruhi Tuhan untuk menjamin orang itu selamat atau masuk surga”.

Dasar argumentasinya bertolak dari peryataan Paulus, “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat” (Rom 3:27-28), (teks keseluruhan Rom 3:21-31).

Seorang umat kita yang mendengar ulasan itu, resah dan gelisah lalu menanyakan hal itu kepada saya. “Benarkah seperti itu Pastor?”

Saya menjawab begini, “Saudaraku, bahaya terbesar dalam menyampaikan ajaran Kristiani adalah memahami teks-teks kitab suci secara parsial dan tidak utuh”.

Saya pun balik bertanya, kalau memang itu benar, apakah perbuatan kasih sudah tidak diperlukan lagi? mengapa di tempat yang lain Rasul Paulus berkata, “Sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1Kor 13:2,13).

Bahkan Rasul Yakobus dengan lantang sekali berkata, “Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yak 2:20,22,24,26).

Demikian juga dalam hal beramal, bersedekah atau berderma dan bila semuanya itu tidak menjadi perwujudan dari iman, maka iman manusia menjadi pasif.

Bukankah teks-teks Kitab Suci berkata seperti ini, “Tanpa beramal seorang bodoh mencaci, dan pemberian seorang yang memaki membuat mata memudar.” (Sir 18:18),

Memang sedekah melepaskan dari maut dan tidak membiarkan orang masuk ke dalam kegelapan. Sedekah merupakan persembahan yang baik ke hadapan Yang Mahatinggi bagi semua orang yang memberikannya.” (Tob 4:10-11) dan “Seperti cincin meterai demikian derma seseorang tersimpan pada Tuhan, dan bagaikan biji mata dipeliharaNya sedekah manusia.” (Sir 17:22)?

Sekali lagi, iman sangat bergandeng erat dengan tindakan kasih manusia. Kata Tuhan Yesus, doa dan bernubuat saja tidak cukup, mesti ada tindakan konkrit dari apa yang diimani yang terucap dalam doa dan nubuat.

Kata-Nya, “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.” (Mat 7:21).

Renungan: “Jangan mencela sebelum kauselidiki, setelah berpikir dahulu barulah menegur”(Sir 11:7). “Hallo hamba Tuhan, banyaklah membaca referensi supaya tidak tersesat”

Tuhan memberkati.

Apau Kayan, 27.06.2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here