Eksegese Hidup Orang Pedalaman: Keberanian Orang Biasa yang tidak Terpelajar, Kis 4:13-21

0
285 views
Tak ada yang mustahil bagi Tuhan. (Ist)

ULAMA-ulama Yahudi, menjuluki Rasul Petrus dan Yohanes sebagai orang biasa dan tidak terpelajar.

Julukan dan penilaian seperti ini, khas dan murni dari orang-orang yang bergelut langsung dengan ilmu-ilmu pengetahuan. Setidaknya, kecerdasan pada suatu disiplin ilmu, bisa menggiring orang untuk membuat kesimpulan tentang kadar kualitas pengetahuan orang lain.

Sebetulnya, tidak ada yang salah apabila ulama-ulama ini, menilai diri sebagai pihak yang cerdas dalam menilai kecerdasan kedua Rasul ini. Toh, tujuan utama ulama-ulama Yahudi dididik dengan ilmu pengetahuan, supaya akal mereka bisa dimaksimalkan untuk berpikir dengan jernih.

Namun, bahaya terbesar dari kecerdasan mereka ini adalah memakai kecerdasan yang benar untuk memanipulasi data dan fakta yang benar menjadi data dan fakta yang salah.

Apalagi mengingat, yang memberikan kesaksian di sana saat itu, dipastikan bahwa kedua Rasul ini, hanya orang biasa yang tidak terpelajar. Dengan modal pengakuan sebagai ulama, mereka bisa menggiring opini untuk meyakinkan massa lebih percaya dengan kesaksian mereka sebagai orang terpelajar daripada kesaksian kedua Rasul ini.

Ditambah sebelumnya, mereka memang sudah menyimpan dendam dan antipati terhadap Yesus dan murid-murid-Nya. Dan fakta kebencian ini, akan tetap berkobar dan membakar mereka untuk menolak kesaksian kedua Rasul Yesus.

Kendati demikian, kesaksian tentang “kebangkitan” orang lumpuh yang mengalami Yesus yang bangkit tidak bisa dimanipulasi oleh akal yang dipaksa untuk diakali. Roh Kudus yang berpijak pada kebenaran justru merasuki kedua Rasul ini untuk lantang dan berani mewartakan kesakisan tentang buah-buah Paskah Tuhan Yesus untuk orang susah.

Kedua Rasul yang dijuluki oleh ulama-ulama Yahudi sebagai orang biasa dan tidak terpelajar ini, kini dipakai oleh Roh Kudus untuk mempermalukan mereka yang menyebut diri sebagai orang pandai dan bijak. Sungguh dipermalukan.

Di kemudian hari petuah bernas dari Rasul Paulus berkata, “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah” (1Kor 1:27-29).

Orang bijak berkata, “Di atas angin puting beliung ada angin badai dan di atas angin badai ada angin sepoi-sepoi (angin yang biasa-biasa) dan kekuatan angin spoi-spoi bisa menerjangkan angin puting beliung dan angin badai”.

Pesannya, kerendahan hati bisa mengalahkan kesombongan.

Renungan: Apakah pengetahuan yang aku raih saat ini, bisa mengarahkan hidupku ke-“angin sepoi-sepoi atau ke angin puting beliung dan keangin badai”?

Tuhan memberkati.

Apau Kayan, 27.4.2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here