Eksegese Hidup Orang Pedalaman: Umat Israel Berpaling Dari Tuhan

0
618 views
Ilustrasi. (Ist)

KATANYA, “kata dan janji tidak seindah yang diikrarkan, dalam kehidupan nyata malah banyak oknum yang melanggar janji, hukum dibuat supaya bisa dilanggar, sebab kalau tidak ada yang melanggar, para pengajar tidak ada yang mengajar dan belajar, apa itu pelanggaran? Dan bisa-bisa nasib pengajar apalagi pengacara tidak ada lagi yang membayar”.

Inilah situasi konkrit yang sering terjadi dalam kehidupan banyak orang. Bila sebelumnya, Musa dengan bangga dan gempita berkata, “…..Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepadaNya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?” (Ul 4:6-8).

Namun, fakta berkata lain, Nabi Yeremia tidak lagi menemukan kebijaksanaan dan akal budi Allah itu, pada umat Israel yang hidup di masa pembuangan. Umat Allah ini, hidup dengan kebijaksanaan dan akal budi versinya sendiri. Pada pola hidup umat-Nya yang menyimpang ini,  Allah menggeram dan meradang.

Mengapa? Karena umat-Nya yang hidup di pembuangan, berselingkuh dengan allah lain. Tinggal di pembuangan sebagai imigran yang terbuang,  malah tidak membawa mereka pada buah-buah pertobatan. Malah, “tua-tua keladi semakin menjadi lain dan aneh”.

Di sana, Taurat Allah tidak lagi diimani dan diamini dengan setia. Taurat Allah dibiarkan menjadi barang antiq tak tersentuh dan dimakan rayap. Mereka semua sibuk dengan idenya sendiri.

Yang sejenis ini, kembarannya ada pada zaman now, Kitab Suci dibeli bukan untuk dibaca, tetapi dikeramatkan dilaci dan pas lagi frustasi karena tidak meraih apa yang di cari di luar Tuhan, baru gelagapan seperti orang yang kesurupan kerasukan setan dan berteriak, Tuhan-Tuhan-Tuhan Tolong aku…. Ada apa? Aku lagi frustrasi. Oh sama, aku juga frustrasi menanti kamu berubah. Wahh repot juga.

Katanya, “Hidup bersama Firman Tuhan saja, bisa membuat orang tergoda untuk tidak setia, apalagi hidup di luar Firman-Nya, jauh lebih gila lagi, sebab bukan lagi godaan yang menggoda orang untuk tidak setia, tetapi bagaimana bisa menggoda orang yang setia supaya bisa ternoda”.

Dengan kata lain, hidup di luar Tuhan berarti hidup menyatu dengan setan. Dan keutamaan utama dari setan adalah merusak iman orang kepada Tuhan.

Nabi Yeremia yang hidup setia dan taat kepada Firman Allah, tak jemu-jemu mengkritik pola hidup bangsanya. Dan dengan lantang dia meyerukan pertobatan kepada bangsanya. Disinilah tugas kenabian, berat karena tidak mudah menobatkan pendosa.

Lebih mudah menyingkirkan pendosa dan mengatai mereka ini dan itu. Bila hal ini, diseret dalam kehidupan kita hari ini, hampir-hampir tidak ada bedanya. Betul kata Tuhan Yesus, “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan” (Luk 11:23).

Renungan: Apakah kata dan janji setia yang aku ikrarkan di hadapan Tuhan, bisa selaras dengan hidupku di dunia nyata?

Tuhan memberkati

Apau Kayan, 28.03.2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here