Eksegese Hidup Orang Pedalaman Yes 58:1-9a: Ampun Nabi

0
615 views
Ilustrasi: Kuasa mengajar. (Ist)

SUARA nabi seringkali diasosiasikan sebagai suara kebenaran. Kritik-kritiknya terhadap apolitik sangat tajam.

Dengan jabatannya sebagai nabi, Yesaya mengkritik kesalehan semu dan palsu yang dihidupi oleh umat Israel. Dengan lantang dan tanpa ampun dia menelanjangi iman umatnya yang semu dan plsu di depan publik.

Umat Israel yang berlagak suci dan pura-pura mencari jalan Tuhan serta melakukan puasa sekedar formalitas tidak lebih dari sebuah tindakan iman yang indah sebagai iklan, tetapi buruk sebagai fakta. Mengapa?

  • Karena kesalehan iman yang semu dan palsu merupakan upaya untuk mengelabuhi publik dan menipu Tuhan.
  • Karena keberpalingan dari iman yang otentik dan konsen dengan iman keduniawian adalah bentuk pemberontakan terhadap Allah.

Kesalehan otentik tidak boleh diikutsertakan dengan sikap “berpuasa sambil berbantah dan berkelahi saling memukul dan meninju tanpa kenal belaskasihan. Dengan cara berpuasa seperti  ini mustahil suara kita akan didengar di tempat yang tinggi”.

Tuhan akan menutup mata dan telinga-Nya di atas sana.

Yesaya memiliki pandangan,  bahwa kesalehan otentik itu berangakat dari keutamaan yaitu bahwa:

  • Berpuasa mesti melahirkan keberanian untuk membuka kasak-kusuk kelaliman.
  • Membuka tali-tali yang mengikat kehidupan orang-orang sederhana.
  • Berbelarasa dengan mereka yang terjepit dan tersisih.

Orang tidak boleh menutup hati dan mata ketika mereka yang sederhana berlitani kasihanilah kami sebab kami tidak bernasib seberutung kalian.

Suara orang kecil dan sederhana adalah suara Tuhan. Mendengarkan jeritan mereka berarti mendengarkan suara Tuhan.

Putra Yesus Bin Sirakh berkata: “Doa orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sampai mencapai tujuannya.” (Sir 35:17).

Berbela rasa dengan mereka, maka Tuhan juga akan berempati dengan kita. Bisa jadi, Tuhan membiarkan orang-orang sederhana menjerit terus~menerus ke hati kita dengan maksud untuk menguji kualitas hati kita.

Kata Nabi Yesaya dengan berbela rasa dengan mereka yang tersisih:”Terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.”

Renungan: Apakah Ppuasaku ke depan ini, bisa mengarah pada tujuan yang dimaksud oleh Nabi Yesaya?

Tuhan memberkati.

Apau Kayan, Keuskupan Tanjung Selor, Kaltara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here