Elia dan Yohanes Pembaptis

0
1,106 views
Yohanes Pembaptis sebagai saksi Kristus. (Ist)

Puncta 11.12.21
Sabtu Advent II
Matius 17: 10-13

ELIA adalah nabi besar di Israel. Dia berjuang untuk mengembalikan Israel kepada Yahwe. Lawan yang harus dihadapi adalah Raja Ahab dan istrinya, Izebel yang membawa dewa-dewi Baal.

Elia menubuatkan tidak akan ada embun atau hujan di Israel, karena ketidakpercayaan mereka pada Yahwe.

Ia melarikan diri dari raja karena akan dibunuh. Ia tinggal di pinggir Sungai Kerit dan diberi makan oleh burung gagak.

Lalu ia menolong janda di Sarfat daerah Sidon karena kekeringan dan kelaparan.

Elia menantang Ahab untuk mengumpulkan nabi-nabi Baal. Ada 450 orang.

Mereka ditantang untuk memanggil dewa-dewinya agar menurunkan api di atas korban.

Nabi-nabi Baal tidak berhasil, sedang doa Elia didengarkan Yahwe. Daging kurban yang di atas mesbah disambar api dari langit.

Rakyat mengakui Yahwe adalah Tuhan dan mereka menangkap nabi-nabi palsu dan membunuhnya.

Elia diancam untuk dibunuh oleh Izebel yang tidak terima nabi-nabinya dibunuh.

Selain itu Elia mengkritik Ahab yang karena bujukan Izebel mau merebut tanah Nabot di Yizreel. Ia merasa selalu diganggu oleh Elia. Dia ingin membalas dendam atas kematian nabi-nabinya.

Maka Elia melarikan diri ke padang gurun dan tinggal di gunung Horeb. Di sana dia bertemu dengan Tuhan dalam hembusan angin sepoi-sepoi.

Yohanes Pembaptis datang membawa roh Nabi Elia. Ia berusaha mengembalikan umat pilihan-Nya kepada Allah.

Pesan Malaikat Gabriel kepada Zakaria tentang kelahiran Yohanes berkata,

“Ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.”

Yohanes juga menegur Raja Herodes karena perkawinannya dengan Herodias tidak sah. Ia merebut istri saudaranya, Filipus.

Karena hal ini, Yohanes ditangkap, dipenjara dan dipenggal kepalanya.

Yesus pun menubuatkan diri-Nya yang akan diperlakukan sama dengan Yohanes Pembaptis. Dia ditolak oleh bangsa-Nya sendiri dan dihukum mati di salib.

Yesus berkata,

“Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka.”

Pada Masa Adven ini marilah kita tidak tegar hati, melainkan mendengarkan warta Yohanes Pembaptis untuk berbalik kepada Allah.

Dia menyiapkan kita agar pantas menyambut kedatangan Sang Mesias, Putera Manusia, yakni Yesus Tuhan kita.

Mari kita bangkit dari keterpurukan pandemi. Mari kita mulai menyiapkan diri menyambut kedatangan Pembawa Damai. Damai di bumi, damai di hati.

Melihat tari barong di Pulau Bali.
Sambil menikmati terbenamnya mentari.
Pewartaan Yohanes mengobarkan hati,
Membawa semangat pembaharuan diri.

Cawas, senja telah terbenam…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here