INI kisah Romo Gading Sianipar Pr, imam diosesan Keuskupan Agung Palembang (KaPal), yang kini menjadi misionaris di Suriname, kawasan Amerika Tengah.
Ia mengirim sejumlah foto dan video yang berkisah tentang penampakan gereja dan pastoran Paroki Santa Maria di Distrik Coronie.
Bangunan gereja dan pastoran ini hasil besutan tahun 1856. “Arsitektur bagian luar dan dalam gereja ini sangat indah,” tutur Romo Gading Pr.
42 tahun kosong
Menurut Romo Gading Pr, Gereja St. Maria Districk Coronie ini sempat kosong selama 42 tahun.
“Saking tidak adanya imam yang melayani umat. Sekarang ini, gereja itu termasuk wilayah pastoral yang harus kami layani,” tutur imam diosesan KaPal yang pernah mengenyam tahun formatio di Novisiat Jesuit Girisonta.
Romo Gading berkisah, dia diutus KaPal untuk menjadi misionaris di Keuskupan Paramaribo, Suriname.
“Terjadi demikian atas permintaan Uskup Keuskupan Paramaribo kepada sejumlah uskup di Indonesia dan yang menjawab kebutuhan itu antara lain Keuskupan Agung Palembang dan Keuskupan Tanjungkarang,” tuturnya.
Empat imam dan lima suster
Sekarang ini, kata Romo Gading, sudah ada empat imam dan lima suster biarawati dari Indonesia yang berkarya di di Suriname.
“Saya dari Keuskupan Agung Palembang dan Romo Agus dari keuskupan Tanjungkarang. Kami berdua melayani enam Gereja Katolik di Distrik Coronie dan Distrik Nickerie,” jelasnya.
Meski demikian, tambah dia, masih ada banyak paroki lain yang hingga sekarang masih kosong sejak 20-30 tahun terakhir tanpa kehadiran para imam.
“Terjadi demikian, karena tidak ada regenerasi misionaris dari Negeri Belanda yang datang ke Suriname,” tegasnya menjawab Sesawi.Net dari Suriname.