Empat Sehat Lima Sekarat

0
598 views
Ilustrasi - Kekuatan sabda (Sawyers)

BERAWAL dari sebuah video wisata kuliner jajanan di tepi jalan. Unik dan khas. Tak dijumpai di daerah lain. Dan memang, lain daerah lain ciri khas makanannya. Negara yang satu memiliki ciri khas yang berbeda dengan negara lain.

Salah satu negara di Asia memiliki ciri khas makanan yang citarasanya kari. Banyak sekali bumbu dan warna-warna toping makanan.

Sausnya ada warna hijau, putih, dan oranye. Tak tahu juga rasanya seperti apa. Rotinya yang tipis disobek dan dicolekkan pada saus warna-warni itu lalu disantap. Aneh sepertinya rasanya.

Dilihat saat proses membuatnya dari bahan tepung dan sayur yang dihaluskan. Ada juga sayur yang dicincang kecil-kecil dan ditaburkan pada roti yang dipanggang itu.

Adonan yang dilempar dari tangan yang satu ke yang lain begitu lembut.

Adonan itu disambut oleh tangan-tangan yang barusan dipakai mengusap keringat, tanpa dilap dan tanpa sarung tangan.

Mengaduk kuah dengan tangan kosong tanpa sendok sayur. Mengambil sayur yang sudah siap santap memakai ember yang diletakkan di lantai tanpa diberi alas.

Peralatan yang dipakai untuk mengolah makanan dan minuman paling heboh lagi. Tak tahu pernah tersentuh oleh sabun cuci atau tidak. Berkarat, lusuh, tidak jernih.

Rata-rata penjual menyajikan dengan cara demikian. Dan banyak juga pembeli. Penjual semangat menyajikan makanan dan minuman yang dipesan pembeli. Pembeli semangat antri, menunggu pesanan dan menyantapnya.

Demikianlah budaya negara tersebut. Berbeda dengan budaya kita.

Perut saya langsung mual dan bibir berubah bentuk huruf N. Mata menyipit. Dalam hati berkata, empat sehat lima sekarat.

Baru melihat dari layar 5 inci. Apalagi kalo ada di depan mata. Tidak, terimakasih.

Mengolah

Mengolah sabda Tuhan tanpa bimbingan seorang yang paham tentang Kitab Suci seperti periuk retak yang diisi air.

Salah menafsirkan dan salah memahami. Nilai-nilai Injil berlalu tanpa bekas makna. Yang ada hanyalah kebingungan.

Banyak bantuan

Telah banyak video ulasan Kitab Suci pada hari bersangkutan oleh para imam. Pada momen tertentu, para ahli ini mengulas dari Perjanian Lama hingga Perjanjian Baru per episode.

Baik yang diselenggarakan oleh paroki tertentu atau pihak seminari.

Buku-buku tentang pemahaman Injil juga tersedia. Matius, Markus, Lukas dan Yohanes masing-masing dalam bentuk buku.

Buku-buku renungan harian yang disertai bacaan injil juga telah banyak beredar. Masing-masing ditulis oleh para ahli Kitab Suci.

Ambillah, bacalah

“Ambillah, bacalah,” seperti kata-kata yang berbicara dalam hati Santo Agustinus.

Meminta dan mendesak Santo Agustinus untuk mengambil Kitab Suci, membukanya dan membaca. Kata-kata ini juga patut diperbesar dalam hati kita.

Membaca Kitab Suci untuk memperoleh inspirasi, motivasi dan kekuatan dari Tuhan. Bahkan bisa jadi sebuah teguran untuk memperbaiki diri.

Masing-masing disentuh oleh Tuhan dengan kesan yang berbeda-beda.

Membiasakan membaca Kitab Suci setiap hari penting. Menjumpai Tuhan dalam Injil. Agar hidup terisi, tidak kosong. Memiliki pedoman hidup dalam menjalani hidup. Rohani sehat dan kuat, tidak sekarat.

Empat sehat lima sempurna

Rupa-rupa peristiwa hidup; permasalahan hidup, situasi pribadi, situasi kerja, situasi keluarga, urusan-urusan keluarga dan pekerjaan terus berjalan dan terus ada selama hidup.

Pentingnya pedoman hidup, kekuatan iman dan mental, kesehatan rohani dan jasmani. Hanya didapat dalam Tuhan.

Tuhan punya ribuan cara untuk menolong dalam bentuk; orang-orang terdekat atau jauh yang datang membantu materi untuk mempermudah terselesaikan urusan

Tuhan menjadikan iman, mental, rohani, dan jasmani, empat sehat dan menjadi sempurna, kelima.

Tuhan memberi yang terbaik.

Jangan biarkan empat; iman, mental, rohani dan jasmani yang sehat menjadi yang kelima, sekarat. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here