Enam Karakter Yesus sebagai Pemimpin

0
488 views
Ilustrasi -Kepemimpinan yang efektif (Paggu)

BERIKUT ini kami sampaikan enam model karakter yang dimiliki Yesus dengan kapasitas diri sebagai seorang pemimpin. Artikel ini ditulis oleh Katie Taylor. Menyambut masa-masa pemilihan capres AS bulan November 2020 mendatang.

Paling tidak, tulisan Katie ini bisa dianggap sebagai kontribusi “urun rembug” untuk sedikit “meramaikan” pesta demokrasi di Amerika Serikat. Karena itu, Katie lalu bicara tentang kualitas pribadi macam apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin. Termasuk capres AS dan cawapres AS.

Dengan begitu, tulis Katie, sosok pribadi Yesus menjadi acuannya.

Iniah enam karakter Yesus yang oleh Katie dianggap sebagai sosok panutannya. Setidaknya sosok leadership Yesus yang menjadi acuan Katie bisa memberi gambaran tentang sosok pemimpin macam apa yang kita butuhkan untuk masa depan.

Yesus selalu bicara lurus tentang kebenaran

Tidak suka main tipu-tipu. Ya data, ya ucapan. Hanya kebenaran itulah yang akan membebaskan kita. Bukan ucapan-ucapan palsu.

Bdk. Mat 12:34: “Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.”

Yesus minta lebih dan juga menyediakan lebih

Istilahnya magis. Dan itu hanya diperoleh kalau ada aksi penyangkalan diri untuk kemudian berani meninggalkan “egosentrisme”-nya dan mengikuti Tuhan. Bdk. Mat: 11:30:

Yesus menghargai semua orang tanpa kecuali

Jadi tidak ada “pilih kasih”. Semua orang sama di mata Tuhan. Ia menyembuhkan banyak orang, tanpa pilih kasih. Tak sama dengan kompetisi untuk meraih jabatan public dalam praktik berpolitik, Yesus tak membutuhkan “dukungan” orang. Saat memilih calon pemimpin, marilah kita ingat agar perhatian besar Yesus akan nilai-nilai kemanusiaan itu menjadi acuan kita juga.

Yesus memberlakukan sama

Dalam politik, yang kaya dan berpengaruh layak dijadikan teman. Yesus tidak demikian. Ia mengasihi semua orang tanpa kecuali. Ia malah memilih bercengkerama, bergaul dengan orang-orang yang terpinggirkan. Ia mengunjungi Zakheus dan ngobrol dengannya dan sejak itu tukang pungut pajak yang berpostur cebol ini bertobat. Kembali ke jalan yang benar.

Yesus punya rasa belas kasihan pada sesama

Yesus mengalami kesedihan, ketika Yohanes Pembabtis dibunuh oleh Herodias. Maka, Dia menyingkir dari keramaian dan berdoa. Yesus mudah tersentuh oleh belas kasihan. Sesuatu yang berjalan sangat normal dan alami.

Tidak seperti para politisi. Suka menciptakan “adegan” yang sengaja dikemas untuk membangkitkan simpati dan empati massa. Jadi, kemasan itu sengaja dirancang dan dibuat. Yesus tidak seperti ini.

Yesus bersedia mengampuni

Politisi cenderung suka mencerca lawan politiknya. Apalagi saat berlangsung debat terbuka. Menjelang pemilihan.

Yesus tidak seperti itu. Manusia bisa dan wajar sering berbuat salah. Dan Yesus berkenan mengampuninya.

PS: Disarikan dari paparan berjudul Characteristics Traits of Jesus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here