Senin, 24 Oktober 2022
- Ef. 4:32-5:8;
- Mzm. 1:1-2,3,4,6;
- Luk. 13:10-17.
SALUS animarum, suprema lex est. Artinya, keselamatan manusia itu adalah hukum yang tertinggi.
Kita dipanggil untuk berbuat baik yang tidak hanya menguntungkan diri sendiri, namun dapat memberikan energi baik bagi siapapun di sekitar kita.
Hidup yang berpaut pada cinta kasih Allah akan mengarahkan kita menjadi berkat bagi sesama.
Kita ingin berbuat baik karena kita sudah merasakan kasih-Nya terlebih dahulu.
Seorang bapak mensyeringkan betapa syukur atas didikan orangtua.
“Patuh terhadap orangtua kadang terasa menjengkelkan, waktu dia masih anak-anak,” kenangnya.
“Sebab sering kali hal-hal yang dilarang orangtua adalah hal yang justru dia minati,” lanjutnya.
“Bermain di sungai berlama-lama, pergi bermain tanpa mengenal waktu, atau menghindari jajanan tertentu adalah beberapa larangan yang diberikan orangtuanya,” ujarnya.
“Dulu dia tidak mau peduli alasan orangtua melarangnya,” sambungnya.
“Sekalipun hal itu dilakukan demi kebaikan dirinya. Dia menerjemahkan larangan sebagai tanda bahwa orang tua tidak sayang,” tegasnya.
“Saya baru menyadari kekeliruan ketika terjadi dampak buruk. Misalnya, ketika anak teman yang jatuh tangannya patah ketika sedang meloncat dari atas pohon ke sungai,” kisahnya.
“Tangan teman saya kena dahan yang hanyut di sungai tepat, ketika dia loncat. Untung saja tidak kena kepalanya,” ujarnya.
“Sejak saat itu, kami tidak lagi main loncat-loncatan dari atas pohon,” jelasnya.
“Aturan atau larangan orangtua kami, baru kami terima ketika ada bukti nyata di depan mata kami. Akibat yang tidak baik jika tidak mengindahkan aturan atau larangan yang ada,” sesalnya.
Dalam bacaan Inji hari ini kita dengar demikian,
“Hai, orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari sabat dan membawanya ke tempat minum?
Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham.”
Peraturan memang harus ditegakkan guna menjaga ketertiban dan kenyamanan kita.
Namun, menegakkan peraturan itu jangan sampai menutup mata kita atas hal yang substansial.
Jangan sampai rangkaian aturan dan tata tertib menghalangi kita dalam membangun keselamatan hidup bersama.
Berbagai peraturan itu perlu namun jangan sampai hanya berfungsi untuk menjinakkan orang lain supaya tidak merepotkan kenyamanan diri.
Aturan yang baik itu, membawa orang untuk semakin mengenal dan mencintai Tuhan.
Bagaimana dengan diriku? Apakah aku berjuang menjalankan aturan yang membantu sesama menemukan kesejatian hidup?
Di bulan Oktober ini kita di ajak untuk berdoa Rosario, di setiap sore saya berusaha untuk mengetuk hati umat untuk mengikuti doa Rosario tersebut lewat wa group, yang isinya mari sedulur.,… Doa Rosario bareng mumpung setiap sore sekali.
Selesai wa puji tuhan ada yang jawab dan mengikuti doa Rosario, saya hanya bisa mengingatkan untuk umat yang memiliki nomor wa. Proses menemukan kesejatian hidup itu sangatlah panjang dan tidak mudah dan apa yang saya dorong untuk menuju kesejatian hidup seolah olah hanya membuat mereka kesulitan dalam hidup ini, hingga kini saya hanya bisa menyampaikan karena menurut saya kesejatian hidup itu juga membutuhkan proses yang panjang bukan untuk hari ini saja. ?