Eulogia untuk Pater Prof. Kees Bertens MSC (4)

0
189 views
RIP Romo Kees Bertens MSC, dosen filsafat (Dok MSC)

TAK bisa dipungkiri, kontribusi Prof. Bertens di bidang Etika Terapan, Sejarah Filsafat Barat untuk Indonesia benar-benar tiada duanya. Tak mungkin ada kalimat yang secara adil bisa menggambarkan semuanya terkait kontribusi dan dampak dari tulisan tulisannya bagi bangsa Indonesia.

Cintanya kepada bangsa Indonesia sungguh mengesankan. Penguasaan ber-bahasa Indonesia melampaui kami orang orang Indonesia. Bila Anda ingin mengenal secara benar sejarah filsafat dalam bahasa Indonesia, tetapi Anda tidak membaca buku bukunya, hampir bisa dipastikan Anda akan terjebak dalam diksi-diksi filosofis yang rancu.

Romo Bertens tak ayal lagi mengajar filsafat kepada ribuan manusia manusia Indonesia lewat buku buku Sejarah Filsafat-nya dalam ketepatan dan akurasi terminologi dan uraian yang apik, rapi, pas.

Memang, untuk mengalihkan terminologi-terminologi dan skema skema berpikir filosofis dari konteks Barat ke kemah rumah kita (Indonesia) diperlukan pengenalan bahasa-bahasa terkait yang mumpuni. Kita difasilitasi dalam cara yang mengesankan oleh Prof. Bertens.

Romo Prof. Bertens barangkali bukan “public figure“. Kita jarang melihatnya tampil di layar televisi. Tetapi dia salah satu pionir utama pilar pilar institusi etika di universitas.

Pusat Etika Atma Jaya

Pusat Etika Atma Jaya menjadi salah satu “mercusuar” perwujudannya. Semoga “mercusuar” itu tetap bernyala dan tetap guiding bagi kapal bangsa Indonesia.

HIDESI adalah buah persahabatan dan kolaborasinya yang indah dan tekun bersama banyak tokoh seperti Romo Franz Magnis-Suseno SJ, Romo Reksosusilo CM, almarhum Prof. Aloys Agus Nugroho, dan banyak sahabat.

Prof. Bertens memiliki ketekunan dan kedalaman tiada duanya dalam mengurai sejarah filsafat dan etika bisnis. Dalam hal komprehensibilitas dan kedalaman, bukunya tentang etika bisnis (Etika Terapan) juga Sejarah Filsafat sulit dicari kembarannya dalam bahasa Indonesia)

Filosof yang ramah, menyapa, berdialog, kolaboratif (saya ngajar tandem dengan beliau dalam mengajar Etika Bisnis di Pasca Widya Mandala untuk banyak tahun sampai beliau tidak bisa lagi ke Surabaya), menumbuhkan, mencarikan scholarship dan menghubungkan murid-muridnya dengan lembaga lembaga yang kelak bisa mengembangkan kapasitas dan karir filosofis mereka.

Pater Kees, selamat jalan, selamat berjumpa dengan Tuhan yang Pater rindukan selama hidupmu. Masuklah ke keabadian bersatu dengan Sang Sumber Kebaikan, Keindahan, dan Kebenaran, “Sang Ada” itu sendiri Buon viaggio, Pater Kees.

Baca juga: Requiem untuk Romo Kees Bertens MSC

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here