SETIAP kali melihat film yang diangkat dari kisah nyata (true story), maka di situ selalu ada pembelajaran kehidupan yang berarti. Film anyar Everest yang diangkat dari kisah petualangan usaha mencapai puncak Mount Everest di Nepal juga mengajarkan, ambisi seseorang untuk mencapai ‘puncak’ prestasi selalu disertai pengorbanan dan keuletan luar biasa.
Mei tahun 1996, Rob Hall (Jason Clarke) dari Adventure Consultants yang berbasis di New Zealand membuktikan kebenaran adagium di atas. Sebagai pemimpin rombongan para penikmati pendakian gunung yang menggapai mimpi bisa sampai di Puncak Mt. Everest, Hall harus melakukan segalanya. Tujuannya, agar semua peserta tur pendakian gunung Everest bisa menginjak tanah puncak gunung tertinggi di dunia yang selalu bersaput salju abadi ini.
Di ujung cerita, demi ambisi agar semua pendaki yang ada di bawah koordinasinya itu, Hall akhirnya mati beku di puncak gunung bersama sejumlah pendaki karena kehabisan oksigen, kedinginan, dan kelelahkan. Beberapa orang lainnya berhasil turun ke bawah dan selamat.
Salah satunya adalah Beck Weathers (Josh Brolin). Bapak dua anak dari Amerika ini gagal menggapai puncak karena gangguan matanya jadi kabur. Setelah bertahan dalam dingin, kurang makan, ia berhasil mencapai base camp dan selamat. Hanya saja, hidungnya dan kedua tangannya harus diamputasi karena telanjur kena frostbite.
Salah satu juru wisata kelompok pendaki lain yakni Scott Fischer (Jake Gyllenhaal) dari Kelompok Mountain Madness juga harus rela menyerahkan nyawanya di Puncak Mt. Everest. Sakit membawanya harus rela menyerahkan nyawa di ketinggian Mt. Everest.
Kisah kehidupan
Menonton Everest layaknya membaca kisah hidup manusia bernama Rob Hall dan Beck Weathers. Hall pamitan dengan perasaan gagu kepada istrinya yang tengah hamil tua, Jan Arnold (Keira Knightley). Inilah pamitan awal yang kemudian disusul dengan pamitan terakhir berbunyi “Sleep well, my sweetheart. Please don’t worry too much. I love you” di atas ketinggian gunung dan akhirnya nyawanya melesat ke udara. Hall mati meninggalkan kenangan duka dan tak sempat melihat putrinya Sarah lahir dari rahim Jan.
Beck Weathers beda kisah. Setelah berjuang mati-matian, akhirnya ia sampai ke rumah, bertemu kembali dengan istrinya Peach (Robin Wright) dan kedua anaknya. Namun, semua petualangan pendakian menggapai Puncak Mt. Everest harus dia bayar sangat mahal: ambisinya tidak kesampaian plus kedua tangannya dan hidungnya ‘hilang’ disayat pisau bedah.
Film Everest ini diambil dari kisah Beck Weathers, salah satu rombongan pendakian yang berhasil pulang selamat dengan membawa luka tubuh sekaligus kenangan yang tak tergantikan. Terutama semangat, ambisi sekaligus jiwa pengorbanan Hall yang harus merelakan nyawanya terpanggang salju dan longsoran es di ketinggian Mt. Everest.
Rob Hall harus mengakhiri sejarah ambisinya menaklukkan Mt. Everest dengan ‘memenggal’ nyawanya sendiri dan karenanya i a juga tidak kesampaian melihat putrinya Sarah.