False Dichotomy

0
40 views
Ilustrasi - Tertuduh karena tidak mau ikut tradisi. (Ist)

Puncta 04 Juli 2024
Kamis Biasa XIII
Matius 9:1-8

SALAH satu kesalahan dalam mengambil kesimpulan adalah yang disebut false dichotomy. Seorang atau sekelompok orang bisa beranggapan bahwa satu kesimpulan itu hanya terdiri dari dua pilihan saja.

Tidak terbuka pada kondisi atau kemungkinan-kemungkinan lain. Kondisi atau pilihan itu hanya ada hitam atau putih. Tidak ada pilihan di luar itu.

Pikiran hitam putih inilah yang menghinggapi para ahli Taurat ketika Yesus hendak menyembuhkan orang yang sakit lumpuh. Ketika Yesus berkata kepada orang lumpuh, “Percayalah hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni,” Ahli-ahli Taurat langsung menghakimi dengan berkata, “Ia menghujat Allah.”

Ini contoh dari orang sesat pikir yang langsung ad hominem dan false dichotomy. Mudah menuduh orang lain hanya berdasarkan pilihan hitam putih.

Mereka menuduh Yesus menghujat Allah dan mengambil kesimpulan berdasarkan pemikiran hitam-putih. Mereka tidak menyelami dasar-dasar atau alasan mengapa Yesus berkata demikian.

Orang yang berpikir negatif tidak mau terbuka terhadap pemikiran atau wawasan lain. Apa pun tindakan orang selalu dinilai salah.

Ia akan mencari-cari kesalahan sekecil apa pun untuk menghukum orang. Orang benar pun kalau perlu disalah-salahkan. Ia tidak sungkan mempermalukan orang di depan khalayak.

Yesus punya pikiran yang berbeda. Pandangan umum mengatakan bahwa sakit penyakit adalah kutukan Tuhan, karena orang itu berdosa. Karena berdosa, orang dikutuk menjadi lumpuh, buta, bisu, tuli dan kusta.

Supaya orang itu terlepas dari kutukan, maka dosa harus dihapuskan lebih dahulu. Yesus berkata kepada si lumpuh itu, “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Tetapi perkataan Yesus ini membuat gundah hati para Ahli-ahli Taurat.

Tetapi bagi Yesus keselamatan orang lebih penting daripada ngurusin orang-orang yang suka “nyinyir, irihati dan munafik. Ia menunjukkan kuasa ilahi-Nya bahwa selain mengampuni dosa, Tuhan berkuasa juga menyembuhkan segala penderitaan kita.

“Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa? lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu.”

Yesus tidak hanya berkuasa menyembuhkan secara fisik, tetapi dosa-dosa kita pun mampu Dia hapuskan. Yang dituntut dari kita adalah percaya.

Percayalah dan serahkanlah hidupmu dengan segala bebannya kepada Tuhan. Dia akan menjawab segala doa dan harapanmu.

Naik Kereta Api Parahyangan,
Memandang sawah hijau di dekat jendela.
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan,
Kita hanya diminta percaya kepada-Nya.

Cawas, percayalah kepada Tuhan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here