Festival Air, Cara Unika Atma Jaya Peringati Hari Air Sedunia

0
385 views
Diskusi tentang kondisi air di acara Festival Air di Unika Atma Jaya dalam rangka Hari Air Sedunia. (Royani Lim)

HARI Air Sedunia 2017 (22/3) diperingati dengan segudang kegiatan yang dikemas sebagai Festival Air oleh Unika Atma Jaya (UAJ) selama dua hari 23-24 Maret 2107. Serangkaian acara menarik terlaksana di bawah koordinasi unit Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

Tema Air Sedunia adalah air limbah, tetapi UAJ mengangkat topik Air Hujan sebagai fokus festival air tahun ini. Tujuan festival ini diutarakan Herman Sutarno, Ketua PPM kepada Sesawi.Net, adalah untuk menyebarkan benih kesadaran dalam memanfaatkan air hujan. Selain juga untuk membangun jejaring dengan berbagai elemen di masyarakat dan pemerintah dalam mengupayakan pemenuhan air bersih untuk seluruh warga, sesuai dengan (Sustainable Development Goals) SDG poin ke-6 yaitu tersedianya akses atas air dan sanitasi bagi semua orang.

SDG merupakan kelanjutan dari Millenium Development Goals atau MDG yang mulai dijalankan pada September 2000 dan berakhir di tahun 2015.  Sebanyak 17 poin dalam SDG dicanangkan tercapai dalam 15 tahun (2015-2030).

Curah hujan tinggi

Salah satu acara yang digelar adalah diskusi buku karya Prof FG Winarno berjudul Memanen Air Hujan.

Hujan, menurut Winarno,  adalah anugerah Tuhan yang harus dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan, jiwa, dan kesehatan raga manusia. Curah hujan di Indonesia terhitung tinggi – 2.500 mm per tahun. Bahkan Kota Bogor tercatat sebagai kota dengan curah hujan tertinggi di dunia yaitu 4.000 mm. Bandingkan dengan Inggris yang hanya memiliki 700 mm/tahun. Tetapi dengan angka rendah seperti itu, Inggris tidak mengalami masalah penyediaan air bersih, manajemen air bersihnya berhasil dikelola dengan baik.

Acara Festival Air di Unika Atma Jaya, Jakarta. (Royani Lim)

Air minum merupakan hal yang sangat vital bagi manusia, 70% tubuh itu terdiri dari air, demikian jelas guru besar dalam bidang teknobiologi ini. Maka kekurangan air berdampak besar terhadap kesehatan jiwa dan raga seseorang. Kehilangan 2% air saja akan membuat orang tersebut mengalami keletihan dan bisa terganggu daya ingatnya, papar mantan Rektor Unika Atma Jaya ini.

Untuk pemenuhan air minum, air hujan merupakan pilihan terbaik bagi penduduk Indonesia. Lebih efisien dan berkualitas, simpul Winarno.

Selain diskusi buku, dalam Festival Air juga bisa diikuti beberapa perlombaan yang terbuka bagi umum seperti lomba foto air hujan, tulisan dan lomba video tentang pemanfaatan air. Sedangkan di aula Gedung Karol Wojtyla digelar beberapa stand yang terkait dengan program air.

Unika Atma Jaya sendiri menampilkan urban farming, contoh air Reverse Osmosis (RO) yang telah tersedia bagi civita akademika kampus Semanggi, dan projek Rain Water Harvesting yang telah berhasil dilakukan di beberapa sekolah di Jabotabek dan sekarang menyasar ke rumah-rumah susun di Jakarta. Dari luar pameran yang menarik perhatian para pengunjung adalah contoh ionisasi air yang sederhana. Air yang dihasilkan dinyatakan memiliki nilai PH di atas 8.5, telah terpisah antara basa dan asam sehingga bermanfaat bagi pembersihan tubuh ketika diminum.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdiaan kepada Masyarakat (LPPM), Asmin Fransiska menegaskan komitmen Unika Atma Jaya terhadap air bersih tidak akan selesai dengan berakhirnya festival air tersebut. Kami akan mengembangkan program-program yang lebih jauh guna membantu pemerintah supaya akses air bersih bisa dinikmati lebih banyak masyarakat Indonesia, demikian penegasan Ketua LPPM yang baru bertugas sejak Februari 2017 ini.

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here