MERESPON apa yang telah dikerjakan oleh tim khusus para Kardinal yang disebut “Consistoro”, Paus Fransiskus akhirnya menetapkan akan melaksanakan kanonisasi (penetapan menjadi ‘Orang Kudus’ sebagai Santo/Santa dan Beato-Beata) pada tanggal 14 Oktober 2018 mendatang.
Kedua calon ‘Orang Kudus” dengan status Santo itu adalah:
Mgr. Oscar Romero (1917-1980)
Almarhum adalah Uskup Agung San Salvador. Ia ditembak mati oleh tentara di sebuah rumah sakit kanker, ketika tengah memimpin Perayaan Ekaristi, 24 Maret 1980. Dalam tiga tahun terakhir hidupnya, mendiang Kardinal Romero dikenal luas sebagai tokoh vokal yang berani dan terang-terangan menentang rezim pemerintahan tiran di El Salvador.
Sejauh ini, banyak uskup di Amerika Latin dan sejumlah Kardinal di Vatikan gencar menentang ‘gelombang’ keinginan menjadikan Kardinal Romero ini sebagai Santo. Mereka khawatir, kalau kanonisasi itu hanya akan membangkitkan kenangan sekaligus perlunya mempraktikkan kembali Teologi Pembebasan.
Teologi Pembebasan adalah cara pikir teologi pastoral kontekstual di Amerika Latin waktu itu. Inilah periode khusus dalam sejarah Gereja Katolik di kawasan Amerika Latin, ketika banyak imam memilih sejenak meninggalkan tugas pastoral, terjun berpolitik praktis. Beberapa imam malah angkat senjata melawan pemerintah tiran yang waktu itu bercokol di banyak negara di kawasan Amerika Latin: El Salvador, Nicaragua, Argentina, Peru, Chile, dan lainnya.
Sekedar mengingat sejarah masa lalu, banyak imam Jesuit pernah kena ‘semprit’ Vatikan (baca: Paus Johannes Paulus II) dan Superior General SJ mendiang Pater Pedro Arrupe SJ, karena mereka terang-terangan telah mempraktikkan Teologi Pembebasan.
Para imam SJ di Amerika Latin ini ingin merespon situasi kontekstual di sekitarnya yakni membela kaum papa dari penindasan rezim pemerintah tiran.
Pada tahun 1989, enam orang imam Jesuit dan dua orang awam ditembak mati oleh tentara El Salvador di rumah residensial mereka di kawasan kampus José Simeón Cañas Central American University (UCA El Salvador) in San Salvador, El Salvador. Pemerintah tiran El Salvador waktu itu terang-terangan telah menyebut para imam SJ ini sebagai ‘pembangkang’ yang sering melawan pemerintah.
Kasus ini terjadi dalam kurun sejarah kelam di El Salvador saat berkecamuk Perang Saudara antara tentara pemerintah melawan kelompok gerilyawan Farabundo Martí National Liberation Front (FMLN) yang telah melawan pemerintah selama puluhan tahun.
Pemerintah El Salvador menuduh ke-6 imam Jesuit itu telah mendukung kelompok separatis tersebut dengan mengadvokasi mereka merumuskan kerangka pikir negosiasi dengan pemerintah El Salvador.
Paus Paulus VI (1897 –1978)
Sebelum mengemban jabatan sebagai Uskup Roma dan Paus, ia dikenal luas dengan nama Kardinal Angelo Giuseppi Roncalli sebagai Uskup Agung Milan, Italia.
Jasanya teramat besar bagi Gereja Katolik Semesta. Boleh dikata, hasil-hasil Konsili Vatikan II yang digagas oleh Paus Johannes XXIII kemudian menjadi nyata, karena diimplementasikan oleh Gereja Katolik dalam hal ini adalah Paus Paulus VI.
Ia membawa perubahan besar dalam ‘tubuh’ Gereja Katolik. Tidak hanya mengubah cara pandang Gereja Katolik melihat penganut agama lain, teologi pastoral, tapi juga mendorong dan mengajak Gereja ikut terlibat dalam segala urusan hal-ikhwal dunia sosial kemasyarakatan.
Empat Beato-Beata
Sedangkan, mereka yang juga disebut ‘Orang Kudus’ dengan status Beato atau Beata adalah:
- Francesco Spinelli (1853- 1913), imam diosesan (praja) Keuskupan Agung Milan, pendiri Kongregasi Suster Santissimo Sacramento dan Sacramentine di Bergamo.
- Vincenzo Romano (1751-1831), imam diosesan dariTorre del Greco (Napoli) yang banyak berkarya di kalangan kaum papa.
- Maria Caterina Kasper (1820- 1898), pendiri di Gesù Cristo.
- Nazaria Ignazia di Santa Teresa di Gesù atau Nazaria Ignazia March Mesa(1889- 1943), asal Spanyol dan pendiri Kongregasi Suore Misioneras Cruzadas de la Iglesia.
Upacara kanonisasi dua orang Santo dan empat Beato-Beata ini akan berlangsung di Vatikan, seiring dengan Sinode Para Uskup untuk Kaum Muda.
Ref: Paolo VI e mons. Romero saranno canonizzati il 14 ottobre