[media-credit name=”google.fr” align=”alignnone” width=”150″]
Film berjudul “13” adalah sebuah panorama tentang kematian yang bisa diprediksi lantaran dalam sekejap pastilah orang akan tewas. Sudah pasti, gagasan ini masuk akal ketika kepala manusia ditodong revolver yang siap dikongkang dan sedetik kemudian….dor… maka tercerai berailah isi kepala manusia. Otak terburai dan tubuh manusia sempoyongan lunglai dan akhirnya tergeletak di lantai bersimbah darah.
Russian roulette
Gara-gara iseng mencuri surat saat bekerja di sebuah rumah milik pecandu narkoba, Vince Ferro (Sam Riley) tanpa sengaja masuk ke sebuah labirin permainan brutal dengan korbannya manusia. Surat itu berisi sebuah perintah agar si pembaca menemui orang tertentu. Karena desakan ekonomi, Vince mengikuti perintah isi surat itu hingga akhirnya “terdampar” di sebuah lokasi –jauh dari permukiman penduduk—dimana digelar permainan brutal bernama Russian roulette.
Seperti film lawas berjudul The Deer Hunter dimana para GI (serdadu AS) menjadi bulan-bulanan ketawaan dan “umpan hidup” untuk sebuah permainan “tebak tembak”, demikian pula film 13 garapan sutradara Gela Babluani juga berkisah tentang brutalnya sebuah permainan “tebak tembak” ala Russian roulette. Vince tak menyangka dirinya terdampar dalam permainan edan ini tanpa pernah dia bayangkan sebelumnya.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Ia tak mungkin bisa melarikan diri, karena arena judi “tebak tembak” ini dijaga pengawal bersenjata lengkap. Setiap saat nasibnya di ujung tanduk karena kepalanya siap dibuat pecah terburai, ketika timah panas menerjang cepat dari ujung pelor revolver yang pelatuknya ditekan oleh para peserta Russian roulette.
Di panggung judi edan itu, Vince dipasang oleh sang bandar sebagai umpan. Untuk dia, diberikan seragam peserta “tebak tembak” dengan nomor punggung 13 dan ini pula yang menjadi judul film ini. Di sini, dia bertemu dengan para umpan lain yang semuanya dijadikan “korban” sekaligus “jago” oleh sang bandar.
Kalau beruntung, pemilik nomor punggung 13 bisa menjadi jago. Bisa begitu karena pistol yang mengarah ke tengkoraknya ternyata “kosong” saat picu ditarik dan peluru dilepaskan. Bandar pun bisa panen uang mendapat hoki, begitu revolver lawan tak sampai membuat jagonya tewas. Setelah dibuat senewen lantaran tak pernah pegang senjata namun kali ini harus menembak mati jarak dekat, Vince pun akhirnya tampil sebagai pemenang tunggal.
Batok kepalanya tak sampai muncrat bersimbah darah lantaran semua jago sudah tewas terlebih dahulu kena tembakan lawan. Sebelumnya, pihak yang beruntung mendapatkan hadiah besar dari permainan “tebak tembak” ini adalah Patrick Jefferson, sang koboi gaek yang flamboyan (Mickey Rourke).
Tak sampai
Uang jutaan dolar sudah di tangan, ketika Vince diam-diam berhasil melarikan diri dari kompleks sarang penjudi Russian roulette. Namun, tanpa sengaja di sebuah stasiun KA dia berjumpa dengan Jasper Bagges (Jason Statham), seorang bandar flamboyan yang memasang kakak kandungnya yakni Ronald Lynn Bagges sebagai umpan.
Ronnie mati di tangan Vince pada sesi paling bontot dalam permainan Russian roulette ini. Maka, dendam sekaligus benci membayangi Jaspers ketika mendapati kakaknya terkulai bersimbah darah, sedetik setelah revolver Vince menyalak dan timah panas menerjang ganas batok kepala Ronnie.
Niat mulai Vince menyejahterakan ibunya berhasil, tak lama setelah dia memposkan kantung berisi uang ke rumahnya. Persis beberapa jam sebelum akhirnya dia sendiri menjadi makanan empuk revolver Jaspers yang dengan bengis menembak kepalanya di sebuah gerbong KA bawah tanah.
Berbeda dari film lain berjudul Thirteen, film dengan label 13 ini merupakan film daur ulang dari sebuah sinema Perancis berjudul sama. Topiknya pun sama: dunia absurd sebuah permainan adu nyawa melalui Russian roulette.
Vince telah membuktikan, sekalipun dia bisa lolos dari arena Russian roulette tapi babak akhir film ini menampilkan nyawanya pun akhirnya merenggang lepas di ujung gagang revolver.
Mathias Hariyadi, penulis dan anggota Redaksi Sesawi.Net.