DARI semula jadi penyelundup, akhirnya nasib Chris Farrady (Mark Wahlberg) terjun lagi ke ‘jalan yang benar’: kembali lagi menjadi penyelundup. Kali ini, hanya kemendesakaan telah memaksa Chris terpaksa memenekuni ‘profesi’ lamanya yang membuatnya pernah kesohor di dunia hitam.
Itu terjadi karena keluarganya terancam bahaya. Itu sebabnya, Chris akhirnya kembali lagi ‘menoleh ke belakang’ dan memutuskan pergi ke Panama mencari uang. Kali ini, bukan uang yang dia dapatkan, melainkan narkoba dan segepok bahan uang palsu demi satu tujuan ‘mulia”. Yakni untuk bisa membayar utang adik iparnya Andy (Caleb Landry Jones) yang terjerat utang pada mafia.
Ketenangan hidup keluarga Chris Farrady mendadak sontak berubah menjadi malapetaka, setelah Andy berurusan dengan Tim Briggs (Giovanni Ribisi). Briggs adalah mafia penyelundup yang merasa dipecundangi Andy lantaran paket narkoba titipannya terpaksa dibuang Andy ke laut guna menghidari jejak pabean US Coast Guard sesaat sebelum kapal kargo yang mereka tumpangi membuang sauh di Pelabuhan New Orleans.
Narkoba telah membawa kehidupan Chris dan istrinya Kate (Kate Beckinsale) –tanpa terkecuali juga Andy—dalam sebuah roda penderitaan. Maju kena, mundur pun pastilah akan ketabrak juga oleh mafia narkoba di Panama.
Mengadu untung di Panama
Malang tak dapat ditolak, untung pun urung didapat. Panama menjadi ladang kesusahan baru bagi Chris, Andy dan rekan mereka Danny Raymer (Lukas Haas) manakala harus berurusan dengan mafia narkoba dan projek mafia pemalsuan dolar pimpinan Gonzalo (Diego Luna). Kesusahan mereka bertiga semakin rumit, setelah tanpa mereka sadari kawan baiknya yang bernama Sebastian Abney (Ben Foster) diam-diam telah bermain di dua kaki.
Kemarahaan Chris semakin tak terbentung, ketika istrinya diam-diam juga diminati Sebastian. Tapi karena menolak diajak bercinta, sang istri terpaksa merenggang nyawa akibat terbentur benda keras saat dikejar-kejar Sebastian.
Urusan narkoba sudah membuat Chris pusing sekaligus tak kuasa menahan amarah. Belum lagi ulah Sebastianan yang berniat menggauli istrinya. Ditambah lagi adik iparnya Andy yang tiba-tiba malah melarikan diri mencari selamat sendiri di tengah pusaran masalah besar yang tengah membelit Chris di Panama.
Untunglah, di dalam kapal kargo ada rombongan kawan-kawan setianya. Bermain curang dan kotor dengan cara menyelundupkan narkoba dan lembaran uang palsung menjadi kiat sekawanan geng penyelundup ini untuk merauap dolar. Singkat cerita, sekawanan penyelundup pimpinan Chris Farrady ini akhirnya berhasil mendarat kembali di Pelabuhan New Orleans, setelah berhasul mengelabuhi kapten kapal, petugas Bea Cukai dan tentu saja ‘bermain drama’: pura-pura innocent di depan petugas keamanan.
Narkoba bikin ruwet
Film Contraband ini sebenarnya bisa mendulang cerita menarik dengan tampilnya Mark Wahlberg. Namun penampilan bintang laga ini tak seindah permainannya yang mengesankan bersama Chow Yun Fat dalam The Corruptors.
Walhberg yang semula saya gadang-gadang menjadi tokoh kunci yang mampu melepaskan diri dari jeratan persoalan dendam dan narkoba tiba-tiba menjadi cengeng lantaran istrinya diminati kawan sendiri.
Belum lagi, urusan mencari uang palsu dan narkoba di Panama yang terkesan sangat sepele namun menguras tenaga dan menyeretnya dalam pusaran persoalan. Padahal, urusan ke Panama hanyalah urusan mencari pengganti uang untuk membayar utang Andy kepada Briggs sebesar 750 ribu dollar saja.
Mudah ditebak jalinan cerita Contrabank ini berakhir dengan happy ending: istrinya kembali sembuh dari luka akibat kena pukul Sebastian. Kebahagiaan keluarga muda ini semakin membuncah, setelah hasil penyelundupannya di Panama membawa hasil super melimpah: narkobanya laris, uang palsunya laku tiga juta dolar dan lukisan klasik koleksi Panama terjual dengan harga fantastis: 20 juta dolar.
Yang tidak fantastis tentu saja urusan narkoba.
Sudahlah, kalau sudah berurusan dengan narkoba, cerita selanjutnya adalah runyam. Karena itu, berhentilah bermain-main dengan narkoba .